Berdasarkan laporan PT Angkasa Pura 1 sebagai pengelola kedua bandara, ada puluhan penerbangan yang terdampak, yakni 15 penerbangan dalam dan luar negeri dari dan ke Semarang serta 12 penerbangan domestik dari dan ke Solo.
Beberapa langkah yang dilakukan pengelola bandara dan AirNav yakni:
1. Sebelum letusan
Pengelola bandara dan AirNav akan selalu memantau perkembangan gunung berapi dari laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG.)
2. Saat letusan
Pengelola bandara dan AirNav akan memantau lewat satelit dan melakukan paper test di darat.
3. Setelah letusan
Pengelola bandara dan AirNav akan mengecek peralatan yang terdampak serta membersihkan bandara dari debu vulkanik.
Bencana dan konpensasi
Langkah-langkah tersebut dilakukan demi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan.
"Oleh karena itulah dilakukan buka tutup bandara, selama proses-proses tersebut berlangsung. Untuk itu, kami minta penumpang maklum dan bersabar serta bekerja sama dengan kami untuk keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan kita semua," ujarnya.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan (PM) Nomor 89 Tahun 2015 Tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan Pada Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal di Indonesia, keterlambatan, penundaan atau penghentian penerbangan karena faktor alam tidak mendapatkan kompensasi.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman informasi, Agus meminta pengelola bandara dan maskapai penerbangan untuk memberikan informasi yang baik dan benar pada penumpang.
Maskapai dan pengelola bandara juga harus menghadirkan petugas yang berkompeten di bandara untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dengan penumpang sehingga tidak terjadi hal-hal yang negatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.