Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Analogikan Kondisi Ekonomi dengan Turbulensi Pesawat Terbang

Kompas.com - 06/06/2018, 12:17 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpesan sejumlah hal kepada dunia usaha menghadapi ketidakpastian kondisi global yang diperkirakan terus berlangsung satu hingga dua tahun ke depan.

Pesan itu disampaikan menggunakan perumpamaan suasana di kabin pesawat terbang.

"Kita kayak lagi naik pesawat, pilot bilang akan memasuki cuaca buruk, maka harus kembali ke tempat duduk dan kencangkan sabuk pengaman," kata Sri Mulyani saat acara buka puasa bersama Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (Forkem) di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (5/6/2018).

Penumpang maupun pilot tidak bisa mengontrol atau meminta agar jangan sampai terjadi turbulensi. Begitupun dengan kondisi ekonomi, Indonesia maupun negara lain tidak bisa terhindar dari guncangan serta ketidakpastian kondisi global yang utamanya disebabkan oleh normalisasi kebijakan di Amerika Serikat serta perang dagang.

Meski guncangan tidak terhindarkan, dunia usaha pertama-tama bisa melakukan yang namanya kembali ke tempat duduk. Analogi kembali ke tempat duduk disebut Sri Mulyani berarti dunia usaha perlu melihat kembali perusahaan dan kondisi neracanya.

"Coba lihat bidang usaha dalam perusahaan anda dan neracanya, mana daerah-daerah yang terdampak guncangan tadi. Kalau punya utang dari sisi currency di luar, apakah sudah dilakukan lindung nilai. Kalau destinasi market adalah yang mengalami turbulensi, apakah punya kontingensi," tutur Sri Mulyani.

Setelah mengecek kondisi usaha masing-masing, langkah berikutnya dalam analogi adalah mengencangkan sabuk pengaman di tempat duduk. Kencangkan sabuk pengaman memiliki makna mengupayakan pengaman yang tepat sebelum menghadapi guncangan.

Mengencangkan sabuk pengaman juga diartikan mengurangi eksposur maupun rencana ekspansi dari suatu perusahaan, atau lebih mengerem kegiatan bisnisnya. Dengan begitu, kencangkan sabuk pengaman memiliki konsekuensi, sama seperti makna harafiahnya ketika penumpang pesawat untuk sementara tidak bisa jalan ke mana-mana atau ke kamar kecil.

"Artinya, yang tadinya bisa melakukan banyak hal, dengan turbulensi ini, dilakukan lagi assessment. Mana yang betul-betul penting harus dilakukan, mana yang masih bisa kita cadangkan," ujar Sri Mulyani.

Meski begitu, bukan berarti dunia usaha tidak berbuat apa-apa sama sekali. Justru melalui kondisi yang seperti itu, bisa jadi ada peluang baru yang muncul dan dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk mengembangkan bisnis mereka.

"Bahkan, untuk menginjeksi confidence, pemerintah bersedia kasih insentif supaya (dunia usaha) tidak terlalu khawatir," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com