Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Simpan "Peluru" di Reksadana Pasar Uang!

Kompas.com - 08/06/2018, 03:07 WIB
Josephus Primus,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

Fakta dari data itu, menurut hemat Kurniawan, kemudian, menunjukkan bahwa pemahaman tentang reksadana pada masyarakat Indonesia secara umum memang masih jauh panggang dari api.

"Padahal, reksadana itu kan produk yang diakui resmi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," imbuhnya.

Dari data itu pula, Kurniawan mencoba membandingkan tingkat pemahaman reksadana antara penduduk Indonesia dengan Negeri Jiran Malaysia. Menurutnya, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 258 juta jiwa tak sebanding dengan penduduk Malaysia yang kurang dari 90 juta jiwa.

"Tapi, pemahaman penduduk Malaysia tentang reksadana jauh lebih tinggi dari Indonesia. Bisa mencapai 40 persen lebih," ujarnya.

Kurniawan lantas memberikan penekanan pada calon investor untuk memilih produk reksadana pasar uang sebagai langkah awal. "Produk ini kan risikonya terbilang paling moderat ya," imbuh Kurniawan.

Berkenaan dengan risiko moderat itu, Kompas.com menyitir catatan kolom Rudyanto Zh pada edisi 3 April 2017.

(Baca: Berapa Ekspektasi "Return" yang Wajar di Reksa Dana Pasar Uang?)

Di situ, Rudiyanto menulis bahwa reksadana pasar uang hanya berinvestasi pada instrumen pasar uang atau surat berharga jatuh temponya di bawah 1 tahun. Reksadana ini pun hanya memberikan bunga atau kupon seperti deposito dan obligasi.

Rerata return atau tingkat pengembalian yang diterima pada saat melakukan investasi pada reksadana pasar uang pun relatif stabil di kisaran 5-6 persen.

Kurniawan Sulaiman melanjutkan, berinvestasi pada reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan lantaran risikonya sudah bisa dikenali sejak awal.

"Berinvestasi di reksadana pasar uang adalah tempat untuk mengukur timing (waktu) sebelum masuk ke produk yang risikonya lebih tinggi," ujar Kurniawan.

Lagi pula, secara umum, reksadana bisa dicairkan tanpa harus menanti jangka waktu.

"Ini salah satu pembedanya dengan deposito," katanya.

Mengambil analogi pada kisah pertempuran, Kurniawan menerangkan, reksadana pasar uang adalah tempat yang pas untuk menyimpan "peluru" demi memahami risiko investasi reksadana.

"Kita akan tahu timing-nya yang tepat. Kita keluarkan 'peluru' itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com