Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 Juli, Pertamina Jual Elpiji 3 Kg Non Subsidi

Kompas.com - 22/06/2018, 14:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) memastikan untuk menjual elpiji 3 kilogram versi non subsidi per 1 Juli 2018 mendatang. Pertamina melihat ada permintaan yang signifikan dari pasar untuk produk tersebut, terutama konsumen yang tidak membutuhkan elpiji berukuran besar seperti 12 kilogram.

"Per 1 Juli mulai dijual. Itu dijual saja karena demand-nya ada, tapi tidak subsidi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat ditemui di acara halal bihalal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (22/6/2018).

Nicke mengungkapkan, mengenai harga akan diumumkan menjelang penjualan elpiji 3 kilogram non subsidi. Salah satu pangsa pasar produk ini yaitu mereka yang tinggal di apartemen atau secara umum konsumen yang lebih cocok menggunakan elpiji 3 kilogram, menyesuaikan dengan kebutuhan sehari-harinya.

Dia menyebut, penjualan elpiji 3 kilogram ini nantinya akan sama dengan penjualan produk non subsidi lainnya, seperti elpiji 12 kilogram, sehingga tidak ada wilayah khusus untuk pemasarannya.

Baca juga: Pertamina: Elpiji 3 Kg untuk Masyarakat Tidak Mampu

Warga Nunukan antri membeli Elpjji 3 kilogram di salah satu pangkalan di Nunukan, Jumat (11/5/2018).  Cuaca buruk membuat pengiriman Elpiji seret sehingga harga di tingkat pengecer mencapai Rp 50.000. KOMPAS.com/SUKOCO Warga Nunukan antri membeli Elpjji 3 kilogram di salah satu pangkalan di Nunukan, Jumat (11/5/2018). Cuaca buruk membuat pengiriman Elpiji seret sehingga harga di tingkat pengecer mencapai Rp 50.000.
Ketika dikonfirmasi mengenai kabar bahwa harga jual elpiji 3 kilogram sebesar Rp 39.000, disebut Nicke masih belum pasti.

"Belum tahu (harganya)," tutur Nicke.

Sebagai gambaran, pembeda tabung elpiji 3 kilogram subsidi dengan yang non subsidi adalah dengan warna dan tambahan tulisan. Khusus untuk yang bersubsidi, akan ditambahkan tulisan "Khusus Masyarakat Miskin".

"Masa Mas yang ganteng-ganteng ini beli (yang bersubsidi), nenteng-nenteng itu, malu juga kan. Itu salah satu cara pengawasannya," ujar Nicke.

Pihaknya kini masih menghitung seberapa besar volume penjualan elpiji 3 kilogram untuk tahap awal, Juli mendatang.

Nicke berharap, produk tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat kelompok mampu yang selama ini lebih cocok menggunakan elpiji ukuran 3 kilogram.

Kompas TV LPG subsidi 3 kilogram mengalami kelangkaan di Pasaran Kota Ponorogo, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com