Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Diprediksi Masih Menurun

Kompas.com - 09/07/2018, 06:18 WIB
Kurniasih Budi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cenderung menunjukkan tren penurunan.

Menurut data RTI, dalam sebulan terakhir indeks sudah terkoreksi hingga 6,15 persen di level 5.557-6.116.

Di tengah kemerosotan indeks, beberapa saham justru mampu menahan kejatuhan bursa. Sebut saja saham TLKM yang menjadi saham mover bursa nomor satu selama periode Juni-Juli. Lalu, ada juga BYAN, DSSA, INCO dan TOWR.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, setiap saham memiliki faktor masing-masing yang membuat harganya tetap naik. Untuk saham TLKM, ia menilai sekarang sudah waktunya mengalami rebound.

Baca juga: Brand Value Tembus Rp 72 Triliun, Telkom Satu-satunya Perusahaan RI di Global

"Saham TLKM sudah turun banyak, jadi sekarang rebound. Kalaupun ada penurunan, itu terbatas," ujar Hans dilansir Kontan, Minggu (8/7/2018).

Sedangkan untuk saham DSSA yang bergerak di sektor kelautan, ia memperkirakan saham menguat terbantu oleh pelemahan nilai tukar rupiah saat ini.

"Kalau mereka orientasinya ekspor, itu akan bagus di saat pelemahan nilai tukar rupiah," kata dia.

Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Simak Penjelasan Dua Ekonom Ini

Di sisi lain, kenaikan harga komoditas yang terjadi saat ini, memberi dampak positif bagi kinerja emiten-emiten tambang, termasuk INCO.

Mengingat, harga komoditas seperti nikel saat ini masih menunjukkan tren peningkatan.

"Jadi INCO tertolong oleh perbaikan sektor," ujarnya.

Belum masuk rekomendasi

Dilihat dari sisi fundamental, Hans menilai hanya saham TLKM yang masih memiliki sentimen cukup baik, terbantu Lebaran.

Secara keseluruhan, ia menilai sektor komunikasi masih cukup menjanjikan dan menarik untuk dicermati.

Sayangnya, meskipun jadi saham-saham penopang bursa, Hans tidak merekomendasikan investor untuk masuk ke saham-saham tersebut saat ini. Lantaran, kondisi market yang kurang sustain.

"Dari kami melihat, untuk jangka pendek dan menengah, market bisa turun antara 5.400-5.050," kata dia.

Berkaca dari kondisi saat ini, market sekarang arahnya cenderung mengalami penurunan. Ini dipicu tekanan terhadap nilai tukar rupiah, perang dagang dan risiko investasi.

"Untuk saat ini, investor cukup buy weakness di level yang saya sebutkan (5.400-5.050)," ujar Hans. (Intan Nirmala Sari/ Barratut Taqiyyah Rafie)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Indeks melorot, saham penopang bursa belum bisa dilirik


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Whats New
Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com