Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua YLKI: Jangan Sampai Masyarakat Tidak Percaya GPN

Kompas.com - 12/07/2018, 19:40 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi di Hotel Borobudur, Kamis (12/7/2018) mengungkapkan bahwa kepercayaan masyarakat dan keamaan datanya perlu dijaga oleh seluruh aspek yang ikut berperan dalam Gerbang Pembayaran Nasional (PGN).

“Jangan sampai dengan GPN ini keandalan konsumen turun dan menjadi tidak percaya lagi. Kemudian soal keamanan dan perlindungan data pribadi pun harus pasti, karena kejahatan semakin banyak dan semakin canggih,” ujar Tulus.

Lebih lanjut, kartu GPN harus bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut, agar tidak terjadi pembobolan transaksi dan kejahatan terhadap transaksi oleh kartu GPN.

Hal tersebut mengacu kepada pengaduan yang dilakukan masyarakat terhadapa transaksi online kepada YLKI selama 3 tahun ke belakang menjadi paling tinggi.

Baca juga: GPN dan Masa Depan Sistem Pembayaran di Indonesia

“Belanja online makin marak, pengaduan mengenai belanja online paling tinggi bahkan mengalahkan laporan mengenai perbankan. Untuk 3 tahun ke belakang laporan mengenai transaksi online melonjak” ujar Tulus.

Dia mengungkapkan bahwa pengaduan kepada YLKI tersebut menyangkut lambannya respon sdalam pengaduan masalah itu sendiri. Rata-rata konsumen mengadukan lewat web chat yang tidak dibalas secara responsif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com