Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melambat, Utang Luar Negeri RI Per Mei Capai Rp 4.995 Triliun

Kompas.com - 16/07/2018, 21:13 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan posisi Utang Luar Negeri (ULN) pada akhir Mei 2018 mencapai 358,6 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 4.995 triliun (1 dollar AS = Rp 14.000).

Jika dirinci, utang tersebut terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral sebesar 182,5 miliar dollar AS dan utang swasta termasuk BUMN sebesar 176,1 miliar dollar AS.

BI menilai, utang Indonesia pada bulan Mei 2018 ini tumbuh melambat dibanding bulan sebelumnya.

Pada akhir Mei 2018, ULN Indonesia tumbuh 6,8 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan 7,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Perlambatan ini terjadi baik pada ULN sektor pemerintah maupun ULN sektor swasta.

"ULN pemerintah tumbuh melambat dipengaruhi oleh pelepasan SBN (Surat Berharga Negara) domestik oleh investor asing sejalan dengan perkembangan likuiditas global," sebut BI dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/7/2018).

Posisi ULN Pemerintah pada Mei 2018 turun dibandingkan dengan posisi akhir April 2018, disebabkan adanya pelunasan pinjaman dan berlanjutnya aksi pelepasan SBN domestik oleh investor asing.

Kepemilikan SBN domestik oleh investor asing turun hingga 1,1 miliar dollar AS selama Mei 2018, sebagai antisipasi atas rencana Federal Reserve yang menaikkan tingkat suku bunga pada Juni 2018.

"Investor asing melepas sementara kepemilikan SBN domestik sambil memperhatikan perkembangan likuiditas global yang menuju pada keseimbangan baru," tulis BI.

Hal tersebut menunjukkan investor asing di pasar SBN domestik memiliki kecenderungan wait and see (menunggu sembari memantau) dalam menyikapi agenda kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Sehingga, dengan perkembangan tersebut, ULN Pemerintah pada Mei 2018 tumbuh melambat menjadi sebesar 179,3 miliar dollar AS. ULN Pemerintah itu terbagi dalam SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) milik nonresiden sebesar 124,6 miliar dolar AS dan pinjaman dari kreditur asing sebesar 54,7 miliar dolar AS.

Selain itu, ULN swasta juga dinyatakan tumbuh melambat, terutama dipengaruhi oleh ULN sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA). 

"Secara tahunan, pertumbuhan ULN ketiga sektor tersebut pada Mei 2018 masing-masing sebesar 0,2 persen, 3,3 persen, dan 11,7 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya," jelas BI.

Sementara, pertumbuhan ULN sektor jasa keuangan mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,4 persen, relatif sama dengan pangsa pada periode sebelumnya.

BI pun mengklaim perkembangan ULN Indonesia pada Mei 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Sebab, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2018 tercatat stabil di kisaran 34 persen.

"Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir Mei 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,3 persen dari total ULN," sebut mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com