Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Modernisasi Pertanian untuk Sejahterakan Petani

Kompas.com - 21/07/2018, 19:05 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Menteri Andi Amran Sulaiman memiliki program Pengembangan Pertanian Modern untuk menyejahterakan petani.

Kebijakan pemerintah yang mengutamakan keberpihakan kepada petani ini dicirikan dengan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif, mulai dari pengolahan lahan sampai dengan tahap panen dan pasca-panen.

Dengan demikian, kegiatan usaha pertanian berubah dari sistem tradisional menuju pertanian yang modern (modernisasi pertanian).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, modernisasi pertanian mutlak dilakukan untuk menjadikan Indonesia negara yang kuat berbasis pertanian.

Baca juga: Presiden Tinjau Alsintan Buatan Pindad di Penas KTNA Aceh

Hingga kini, Kementan telah menggelontorkan ribuan alat dan mesin pertanian (alsintan) ke seluruh pelosok Tanah Air.

“Ini merupakan pertama dalam sejarah dan menjadi rekor terbanyak sepanjang sejarah pertanian Indonesia,” kata Amran dalam pernyataan tertulis, Sabtu (21/7/2018).

Bantuan meningkat

Menteri Pertanian Andi Amran SulaimanDok. Humas Kementan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman

Sejak 2015, Kementan telah memberikan bantuan alat dan mesin pertanian dalam jumlah yang cukup besar.

Sepanjang 2010 hingga 2014, jumlah bantuan alsintan yang dibagikan tidak lebih dari 50.000 unit.

Sedangkan, pada periode 2015 hingga 2017 jumlah bantuan alsintan berbagai jenis yang dibagikan pemerintah kepada petani masing-masing berjumlah 157.493 unit, 110.487 unit, dan 321.000 unit atau naik lebih dari 600 persen.

“Demikian juga pada tahun 2019, bantuan alsintan tetap akan diberikan kepada petani,” katanya.

Baca juga: 2016, Kementerian Pertanian Berikan Bantuan 100.000 Unit Alat Pertanian

Amran menilai, modernisasi pertanian melalui penggunaan alsintan dari aspek ekonomi secara signifikan terbukti mampu meningkatkan produktivitas komoditas pangan dan pendapatan keluarga petani. Dengan begitu, proses produksi beras bisa lebih efisien.

Melalui penggunaan alsintan pada setiap tahap kegiatan produksi, panen dan pasca-panen mampu menghemat biaya pengolahan tanah, biaya tanam, biaya penyiangan, dan biaya panen karena sebagian besar tenaga kerja sudah diganti oleh penggunaan alsintan yang jauh lebih efisien.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang tengah mencoba alat untuk menanam padi di areal persawahan yang berada di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Rabu (23/5/2018)KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang tengah mencoba alat untuk menanam padi di areal persawahan yang berada di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Rabu (23/5/2018)

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo bahwa modernisasi pertanian saat ini dibutuhkan agar kehidupan petani lebih sejahtera.

“Presiden berharap yang dikerjakan bukan hanya menanam atau mencari benih atau memupuk saja, tapi setelah pascapanen tersebut keuntungannya yang lebih besar. Jadi setelah konsolidasi, bagaimana mengkorporasikan petani dalam jumlah besar," ujar Amran.

Efisiensi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com