Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Indonesia Tak Yakin Bisa Capai "Break Event" di Tahun Ini

Kompas.com - 10/08/2018, 08:06 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan akan menghitung ulang kinerja korporasi mereka hingga akhir tahun 2018.

Perhitungan ulang dilakukan karena mereka awalnya menargetkan bisa menutup kerugian (break even) dalam laporan keuangan mereka, namun belakangan tidak yakin target itu akan tercapai.

"Tentunya dengan kondisi kenaikan bahan bakar yang saat ini bisa mencapai 15 persen dan adanya depresiasi rupiah, mungkin kami perlu melakukan perhitungan ulang, apakah masih bisa break even tadi," kata Pahala saat ditemui di Menara BCA, Kamis (9/8/2018).

Berdasarkan capaian semester I 2018, Garuda Indonesia masih mencatatkan rugi bersih 114 juta dollar AS yang turun signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 284 juta dollar AS.

Garuda Indonesia juga meraih pertumbuhan 5,9 persen sepanjang enam bulan pertama tahun ini, yakni 1,9 miliar dollar AS dari periode yang sama sebelumnya tahun 2017 sebesar 1,8 miliar dollar AS.

Meski menghadapi tantangan kenaikan bahan bakar avtur dan depresiasi nilai tukar rupiah, Pahala menekankan terus melakukan upaya di internal Garuda Indonesia agar tetap memiliki kinerja yang baik. Salah satu upaya yang dimaksud adalah dengan efisiensi untuk kegiatan-kegiatan yang bisa ditekan.

"Strategi kami tentunya meningkatkan utilisasi pesawat dan melakukan negosiasi untuk leasing pesawat yang kami miliki. Lalu jaga kualitas produk kami, terutama OTP (On Time Performance)," tutur Pahala.

Selain itu, Garuda Indonesia juga mendorong diversifikasi pendapatan di luar kegiatan penerbangan. Di antaranya peningkatan pendapatan dari sektor katering, Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) di GMF, hingga kargo.

"Kami berharap kinerja GMF terus meningkat. Di luar pendapatan daeri penumpang seperti kargo, diharapkan tahun ini bisa tumbuh di atas 10 persen. Kalau bisa di atas 15 persen," ujar Pahala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com