Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Musim Kemarau, Petani Karawang Berhasil Panen dan Kendalikan Puso

Kompas.com - 26/08/2018, 20:30 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KARAWANG,  KOMPAS.com - Kementerian Pertanian mengapresiasi upaya keras para petani di Karawang karena berhasil panen padi dan melewati musim kemarau hingga kini tanpa adanya kasus puso.

Panen padi varietas Inpari 32 yang merupakan jenis Inbrida padi sawah irigasi
tersebut hingga mencapai 10 ton per hektar, sehingga optimis mendongkrak angka produktivitas padi khususnya di Jawa Barat.

"Ini prestasi yang luar biasa dari petani kita dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya dan juga untuk mendongkrak peningkatan produktivitas padi di Jawa Barat," kata Ketua Penanggungjawab Upaya Khusus Swasembada (Upsus) Provinsi Jawa Barat Banun Harpini dalam pernyataan tertulis, Minggu (26/8/2018).

Banun mengatakan, keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama dan suplai air yang cukup sepanjang tahun dari Perum Jasa Tirta (PJT) II.

Baca juga: Sawah di Karawang Terancam Puso, Kementan Gerak Cepat Lakukan Ini

Meski memiliki aliran irigasi yang cukup, Banun terus mengingatkan para petani dan Tim Upsus di Karawang untuk selalu menjaga saluran irigasi agar tidak mengalami penyumbatan.

Dalam beberapa kasus, sumbatan saluran irigasi terjadi karena sampah dan eceng gondok.

Dari data laporan pemerintah Provinsi Jawa Barat per 23 Agustus 2018, Karawang diketahui memiliki potensi kekeringan ringan sebanyak 215 hektar.

“Dan ini terjadi karena adanya penyumbatan atau aliran irigasi yang tidak lancar. Petani dan dinas setempat harus gotong royong untuk menjaga saluran irigasi tersebut," kata dia.

Baca juga: Tekan Dampak Kemarau, Kementan Turunkan Tim Mitigasi Kekeringan

Menanggapi keluhan petani terkait masih enggannya petani menanam padi dengan Indeks Pertanaman (IP) tiga kali dalam setahun karena takut adanya ledakan hama, Banun membantahnya.

Ia menegaskan, serangan hama tersebut bisa dihindari dengan budi daya yang dikombinasikan dengan penerapan teknologi. Misalnya, pemilihan varietas yang sesuai dengan musimnya, pengendalian hama dengan teknik refugia, dan penerapan teknologi Padi Aerob Terkendali dengan Penggunaan Bahan Organik (Patbo Super).

Teknologi Patbo Super

Patbo Super merupakan teknologi budidaya padi dengan konsep penghematan air sampai 75 persen.

Patbo Super digunakan untuk meningkatkan produktivitas padi terutama pada lahan tadah hujan dengan melakukan manajemen air dan penggunaan bahan organik untuk menghasilkan produktivitas tinggi serta peningkatan indeks pertanaman.

Lima komponen Patbo Super yang perlu diketahui, antara lain penggunaan varietas unggul baru (VUB) kelompok ampibi, manajemen air, penggunaan bahan organik, penggunaan alsintan, dan pengendalian gulma.

Untuk itu, Banun menyarankan petani untuk tidak membakar jerami sisa panen karena akan menyebabkan unsur hara dalam jerami hilang.

Baca juga: Ketika Anggota TNI Ajar Petani Membuat Pupuk

Sisa jerami tersebut, sebaiknya diolah untuk menjadi pupuk organik dengan menambahkan bakteri pembusuk agar mempercepat proses pengomposannya.

"Selain bisa dipakai sendiri, dalam metode budi daya Patbo, pupuk organik juga bisa dijual dan bisa menambah pendapatan petani," ujarnya.

Banun mendorong baik pada petani di daerah Karawang maupun Jawa Barat pada umumnya untuk dapat menggunakan teknologi yang sudah teruji tersebut untuk menaikkan produktivitas di lahan padi.

Kementan secara intensif melakukan sosialisasi dan bimbingan untuk para petani terkait hal tersebut.

Sentra produksi beras

Sebagai salah satu sentra penyumbang produksi beras di Jawa Barat, pemerintah menargetkan produksi padi di Karawang pada 2018 sebesar 1.365.680 ton gabah kering panen (GKP) atau setara 792.394 ton beras.

Sementara, data tertulis dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang yang turut menyebutkan bahwa capaian produksi padi hingga Juli 2018 sebesar 703.348 ton GKP (51,50 persen) dari luas panen 104.202 hektar (66,98 persen), masih tersisa pertanaman (standing crop) seluas 51.365 hektar (33,02 persen) yang perlu dikejar dan diamankan dari berbagai kemungkinan kendala.

Terkait luas tambah tanam kedelai di Kabupaten Karawang, data tersebut juga menyebutkan hingga Rabu (22/8/2018) lalu, persentase realisasi sudah 92,9 persen atau seluas 1.478 hektar dari target sebesar 1.590 hektar.

Kementerian Pertanian melakukan pompanisasi pada 9 desa di Kabupaten Karawang yang terancam puso pada puncak kemarau tahun ini.Dok. Humas Kementan Kementerian Pertanian melakukan pompanisasi pada 9 desa di Kabupaten Karawang yang terancam puso pada puncak kemarau tahun ini.

Banun pun menegaskan agar tidak ada lagi lahan sawah yang tidak ditanami atau terbengkalai. Menurutnya, jika tidak memungkinkan ditanami padi, lahan tersebut bisa ditanami jagung atau kedelai.

Ia menekankan, lahan yang potensial jika tidak dimanfaatkan untuk produksi maka akan sangat merugikan, terutama bagi petani.

"Tujuan dari pembangunan pertanian adalah untuk menyejahterakan petani, jadi bukan semata-mata mengejar target luas tambah tanam,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com