Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Program Kementan Diklaim Sejahterakan Petani Cabai Toli Toli

Kompas.com - 27/08/2018, 18:50 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mendukung terwujudnya stabilitas harga pangan melalui program pengembangan kawasan aneka cabai dan bawang di seluruh Indonesia.

Gerakan perluasan tanam cabai dan bawang merah telah menjangkau seluruh daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Toli Toli, Sulawesi Tengah.
 
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menjelaskan, fokus kebijakan aneka cabai dan bawang merah nasional fokus pada keseimbangan pasokan bawang merah dan aneka cabai antara pulau.

“Sejumlah kawasan di masing-masing pulau menjadi tumpuan penyediaan kedua komoditas strategis ini sehingga masih terjadi fluktuasi pasokan,” kata Suwandi dalam pernyataan tertulis, Senin (27/8/2018).
 
Adapun langkah pengamanan dan stabilisasi pasokan komoditas strategis tersebut adalah:

1. Pengembangan kawasan di luar Jawa melalui ekstensifikasi

2. Optimalisasi teknologi pada sentra di Jawa.

3. Peningkatan kapasitas petani di luar Jawa.

Kementerian Pertanian menyatakan harga komoditas cabai merah TW, cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan bawang merah di Jakarta pada periode 1 Juli hingga 12 Agustus 2018 di tingkat retail terpantau stabil.Dok. Humas Kementan Kementerian Pertanian menyatakan harga komoditas cabai merah TW, cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan bawang merah di Jakarta pada periode 1 Juli hingga 12 Agustus 2018 di tingkat retail terpantau stabil.
4. Penggunaan benih biji untuk bawang merah (TSS).

5. Penajaman manajemen tanam cabai dan bawang merah dan keenam pembentukan pasar lelang hortikultura di sentra strategis.

6. Membangun sistem tata kelola harga dan pasokan yang transparan di tingkat petani dan konsumen dalam wadah pasar lelang.

Potensi besar
 
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura Kabupaten Toli Toli Rustan Rewa mengatakan, luas lahan potensial untuk pengembangan hortikultura di Kabupaten Toli Toli mencapai 52.000 hektar. Saat ini, baru sekitar 5.400 hektar yang tertanami.
 
“Masih ada sisa lahan yang siap digunakan seluas 33 ribu hektar. Khusus untuk cabai, baik cabai rawit maupun cabai besar kami siapkan 410 hektar dengan 39 kelompok tani yang siap menanam. Sampai Agustus ini sudah tertanam 106 hektar cabai di Toli Toli,” ujar Rustan.
 
Menurutnya, dengan jumlah penduduk yang hanya 231.000 jiwa, kebutuhan konsumsi cabai di Toli Toli sebenarnya cukup 760 ton setahun atau setara luas sekitar 100 hektar.

Artinya, Kabupaten Toli Toli saat ini sudah bisa swasembada. Namun karena, tuntutan pasar, pertanaman akan terus diperluas guna mendukung pasokan di wilayah sekitar Kabupaten Toli Toli.

Baca juga: Kaki Gunung Soputan Minahasa, Kawasan Penyangga Cabai dan Bawang Merah
 
“Selain sayuran dan jahe merah, Toli Toli juga dikenal sebagai sentra penghasil buah-buahan seperti durian, sukun, dan jeruk yang memasok kebutuhan lokal dan kabupaten sekitarnya di Sulawesi Tengah,” kata dia.
 
Ketua Kelompok Tani Desa Lalos Amurulah mengatakan, anggota kelompoknya bersyukur karena mendapat dukungan dan bantuan sarana produksi cabai dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian setempat.

ilustrasi cabai rawit merahKOMPAS.com/ACHMAD FAUZI ilustrasi cabai rawit merah

Saat ini, para petani baru menanam cabai 6.000 pohon dengan perkiraan hasil panen mencapai 5 ton.
 
“Kalau kami jual Rp 20.000 per kilogram, setidaknya kami bisa dapat penghasilan Rp 100 juta sekali panen. Petani di sini semangat menanam cabai karena hasilnya jelas menguntungkan,” ujarnya.
 
Selain cabai, petani di Desa Lalos juga siap menanam bawang merah untuk mendukung program pemerintah.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com