Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Musim Kemarau, Petani Diajak Manfaatkan Lahan Rawa dan Lahan Kering

Kompas.com - 03/09/2018, 18:09 WIB
Kurniasih Budi

Editor

Teknologinya pun sudah dipersiapkan, yakni dengan mendorong petani untuk menanam padi gogo.

Baca juga: Kota Tidore Sukses Panen Perdana Padi Gogo 16 Ton

Kementan untuk pertama kalinya dalam sejarah menargetkan pertanaman 1 juta hektare padi gogo pada 2018.

Pada musim kemarau, padi gogo di lahan kering dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hasil panen lebih bagus, hama lebih sedikit, hemat air, juga sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis, dan kualitas gabah lebih baik.

“Selain padi gogo, lahan kering juga sangat cocok untuk ditanami jagung. Pada musim kemarau, jagung juga akan memberikan hasil yang bagus,” ujar Gatot.

Gatot juga menekankan, ketiga tipe lahan di atas dapat terus dioptimalkan untuk mendukung peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) dengan model tumpang sari, yaitu kombinasi antara padi, jagung, dan kedelai.

Kunci utama tumpang sari ini yaitu penambahan populasi dan penggunaan benih berkualitas. Dengan menggunakan konfigurasi jarak tanam yang tepat, 1 hektar lahan dapat menghasilkan 2 hektar jagung dan 1 hektar padi, 2 hektar jagung, serta 1 hektar kedelai atau 1 hektar padi dan 1 hektar kedelai.

Penanaman tumpang sari juga dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga mengurangi kebutuhan pupuk.

Gatot menekankan, dengan pendekatan tumpang sari ini dapat mengeliminasi persaingan lahan antar komoditas dan juga dapat mengoptimalkan produksi padi tanpa tergantung musim.

Baca juga: Unsoed Kembangkan Padi Gogo Super di Perkebunan Kelapa

Lahan sawah beririgasi saatnya berproduksi maksimal, organisme pengganggu tumbuhan (OPT) rendah, biaya produksi murah hasilnya maksimal, dan harga gabahnya bagus.

“Kemarau juga saat ideal untuk memutus siklus OPT. Jadi kemarau bukan petaka tapi berkah. Kemarau dan musim hujan itu sudah Sunatullah. Semua membawa manfaat masing-masing,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com