Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat : Rupiah Anjlok Karena Tekanan Global

Kompas.com - 05/09/2018, 16:24 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ASEAN International Business sekaligus pengamat ekonomi ASEAN Shanti Rachmand Shamdasani mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS disebabkan oleh faktor global dan semua negara mengalaminya.

Trigger-nya ada dua, pertama banking system (sistem perbankan) yang infrastrukturnya kurang memadai. Kemudian, kedua adalah adanya trade war (perang dagang),” ujar Shanti saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Menurutnya, walaupun nilai tukar rupiah melemah atas dollar AS, tetapi Indonesia bukan yang terburuk. Bahkan, jika dibandingkan dengan negara lain yang seperti Argentina dan Turki Indonesia masih sangat lebih baik.

“Semua (negara) kena, Indonesia dampak melemah nilai tukar 7,3 persen. Turki 40 persen dan Argentina 37 persen. Indonesia masih sangat bagus,” jelas Shanti.

Untuk mencegah agar nilai tukar rupiah tidak semakin anjlok, Shinta meminta agar pemerintah meninjau ulang serangkaian program kerja ke depan.

“Pemerintah perlu mengkaji ulang proyek-protek yang berjalan atau dalam di pipeline. Mungkin ditahan dulu, dimundurkan dan lain-lain,” kata Shanti.

Dirinya juga menyarankan agar pemerintah lebih “santai” dalam membangun infrastruktur saat ini. Sebab, pembangunan yang sangat cepat dengan berbagai mega proyek tentu akan membebani keuangan negara.

“Karena pembangunan sangat cepat 4-5 tahun sekarang, saya juga merasa bahwa pemerintah Jokowi harus slow down,” tutur Shanti.

Menurutnya, jika ada 3 mega proyek saja yang ditahan, mungkin akan bisa menghemat miliaran rupiah.

“3 mega proyek yang ada di pipeline ditunda saja dulu, itu bisa menghemat miliaran rupiah,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com