Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jurus BI untuk Mengawal Rupiah

Kompas.com - 06/09/2018, 07:02 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

2. Menaikkan suku bunga acuan

Bank Indonesia sepanjang tahun 2018 ini telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 5 kali atau 125 basis points (bps) menjadi 5,5 persen. Hal ini dilakukan supaya suku bunga tetap menarik bagi masuknya portofolio asing.

Sebab saat ini, aliran modal asing banyak yang keluar dari pasar negara berkembang dan mengarah ke Amerika Serikat akibat dari kebijakan bank sentral mereka (The Fed) yang terus menaikkan suku bunga mereka sebanyak 4 kali tahun ini, dan kemungkinan masih 2 hingga 3 kali lagi tahun depann.

"Untuk investasi asing mereka masih pasti milih-milih dari sisi imbal hasil," jelas Perry.

Dia menyebutkan, sebetulnya dengan inflasi yang cukup rendah yaitu berada pada posisi 3,18 persen secara tahunan masih rendah. Dan hingga akhir tahun, inflasi masih akan terjaga dikisaran 3,5 persen. Sehingga sebenarnya BI tidak benar-benar menginginkan suku bunga acuan naik lantaran dapat mengerek suku bunga kredit dan deposito perbankan.

"Sebenarnya kita nggak perlu menaikkan suku bunga kalau inflasi rendah. Tai kita perlu karena kita butuh investasi masuk khususnya obligasi. Sehingga kita harus naikkan suku bunga agar imbal hasil menari," ujar dia.

3. Intervensi ganda di pasar valuta asing (valas)

Hingga hari Selasa, BI telah mengeluarkan Rp 11,9 triliun baik di pasar valuta asing maupun membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"Sejak Kamis, Jumat, Senin, Rabu kita intervensi jumlahmya meningkat. Juga di pasar sekunder koordinasi dengan Kemenkeu (Kementerian Keuangan), pembelian SBN tidak hanya stabilkan pasar SBN tapi juga mendukung stabilitas nilai tukar, agar suhu badan kita turun. Hari Kamis kita beli Rp 3 triliun, Jumat Rp 4,1 triliun, Senin Rp 3 triliun, dan kemarin Rp 1,8 triliun," ujar dia.

Dia menjelaskan, intervensi ganda merupakan salah satu bentuk langkah jangka pendek untuk stabilkan rupiah.

4. Menyediakan swap valas atau hedging berbiaya murah

Perry menjelaskan, BI telah melakukan komunikasi dengan pengusaha mengenai upaya yang bisa mereka lakukan untuk bisa menarik dana hasil ekspor mereka ke dalam negeri dan mengonversikannya ke rupiah.

Salah satu upaya tersebut adalah dengan menyediakan swap valas atau hedging dengan biaya rupiah. Selain itu, batas minimum transaksi swap lindung nilai pun diturunkan dari 10 juta dollar AS menjadi 2 juta dollar AS.

"Kami sudah berkomunikasi dengan pengusaha melalui Kadin (Kamar Dagang Indonesia). Swap yang disediakan setiap hari dengan biaya lebih itu adalah hasil komunikasi dengan pengusaha yang sempat mengatakan biaya swap mahal," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com