Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepi Penumpang Jadi Alasan Garuda Tutup Rute Jakarta-London

Kompas.com - 06/09/2018, 19:00 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan menutup rute penerbangan langsung Jakarta-London (PP). Penutupan rute itu dimulai pada 30 Oktober 2018 mendatang.

Direktur Garuda Indonesia Pahala Mansury mengakui penutupan rute tersebut karena sepi penumpang.

"Tentunya karena jumlah penumpang yang bisa diangkut untuk bisa terbang langsung Jakarta-London itu ada batasan maksimum, kita bisa hanya sampai 75 persen," ujar Pahala di Cengkareng, Tangerang, Kamis (6/9/2018).

Kendati ditutup, Pahala berharap di kemudian hari rute langsung Jakarta-London bisa kembali dibuka.

"Kita akan lihat kemungkinan untuk bisa membuka codeshare Jakarta-London, tapi kita harapkan suatu waktu kita bisa mengoperasikan kembali rute tersebut dengan adanya kesiapan lebih baik," kata Pahala.

Bagi para penumpang yang ingin ke London, lanjut Pahala, bisa menggunakan pesawat Garuda Indonesia dan melakukan transit di Bandara Schiphol, Amsterdam.

"Salah satunya kita terbang ke Jakarta-Amsterdam sambil lihat juga apakah memungkinkan dilacak codeshare dari Amsterdam ke London," ucap dia.

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Garuda Indonesia meninjau ulang rute penerbangan Jakarta-London PP. Hal ini menimbang kerugian yang dihadapi dari rute yang dianggap kurang menguntungkan tersebut.

"Bu Menteri (Menteri BUMN Rini M Soemarno) minta untuk ditinjau (rute penerbangan) ke London," jelas Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo beberapa waktu lalu di Jakarta.

Gatot menjelaskan, rute penerbangan Jakarta-London PP yang dioperasikan oleh Garuda sebenarnya sudah dibuka sejak April 2017. Akan tetapi, Kementerian BUMN beranggapan, ketimbang merugi di rute luar negeri, akan lebih baik apabila Garuda mengoptimalkan rute domestik, khususnya di kawasan timur Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com