Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Australia Sepakati CEPA, Ini Poin Pentingnya

Kompas.com - 07/09/2018, 12:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Australia akhirnya meneken kesepakatan kerja sama Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA), pada Agustus 2018. Kesepakatan tersebut telah melalui 6 tahun masa perundingan.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Imam Pambagyo mengatakan, ada sejumlah poin penting yang menjadi kunci dari kesepakatan tersebut.

"Dua negara dengan ekonomi terbesar di selatan pasifik bisa menyepakati sebuah skema. Kita jadikan kerja sama ini sebagai basis memasuki pasar ketiga," ujar Imam di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Poin pertama yakni momentum terjalinnya kerja sama tersebut. IA-CEPA dianggap membawa hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi. Bagi Indonesia, kata Imam, IA-CEPA merupakan CEPA kedua setelah perjanjian dengan Jepang bernama IJEPA yang diteken 10 tahun lalu.

"Dengan IA-CEPA Indonesia menuju bagian dari global value chain dan siap bersaing secara global," kata Imam.

Poin kedua yakni kemitraan. Imam mengatakan, CEPA dengan Australia bukan sekadar perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement) biasa. CEPA menjadi suatu kemitraan komprehensif yang tidak hanya berisi perjanjian perdagangan barang, jasa dan investasi, tapi juga kerja sama ekonomi yang lebih luas.

Kemitraan baru Indonesia-Australia mencakup Vocational Education Training (VET), Pendidikan Tinggi, hingga sektor kesehatan. Kerja sama tersebut diarahkan membentuk economic powerhouse di kawasan dengan menggabungkan kekuatan kedua negara.

Poin terakhir adalah terbangunnya hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.

"Prinsip dasar kemitraan IA-CEPA adalah win-win secara berimbang," kata Imam.

Imam meyakini kemitraan tersebut akan memperkuat hubungan ekonomi Indonesia dan Australia dalam jangka waktu yang panjang.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita memastikan kedua negara akan mendapatkan keuntungan di sektor ekonomi dengan adanya IA-CEPA. Salah satunya yakni tidak adanya tarif untuk barang atau jasa yang masuk.

"Persyaratan atau kriteria yang diberlakukan (Australia) ke negara lain, berbeda dengan ke kita. Jadi intinya, kita bisa lebih mudah ekspor ke sana," ujar Enggartiasto.

Sementara itu, Australia juga bersiap untuk berinvestasi di Indonesia atas kerjasama IA-CEPA tersebut.
Beberapa sektor yang rencananya akan disasar negeri kangguru tersebut, antara lain sektor pendidikan, kesehatan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com