Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang Bisa Sebabkan Krisis Keuangan Selanjutnya?

Kompas.com - 17/09/2018, 13:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Permasalahan ekonomi di sejumlah negara emerging markets alias negara berkembang dan terus berlangsungnya perang dagang antara AS dan China dipandang berpotensi meningkatkan risiko krisis keuangan berikutnya. Hal ini menurut CEO sebuah perusahaan sovereign wealth fund Korea Selatan.

Dikutip dari CNBC, Senin (17/9/2018), CEO Korea Investment Corporation (KIC) Heenam Choi menyatakan, sejalan dengan ekonomi global yang terus tumbuh, bank sentral AS Federal Reserve dan sejumlah bank sentral lainnya ingin melakukan pengetatan kebijakan moneter. Ini berdampak pada likuiditas di sejumlah negara berkembang.

Gejolak likuiditas tersebut terjadi ketika kondisi ekonomi di sebuah negara menjadi ketat dan pengajuan pinjaman menjadi lebih susah. Akhirnya, konsumsi dan investasi menurut, berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang terpukul.

Suku bunga AS pun telah menanjak dan bank-bank sentral di seluruh dunia menjauh dari kebijakan pelonggaran yang diadopsi selama dan setelah krisis keuangan satu dekade silam.

"Selain (kondisi pengetatan ekonomi) itu, ada pula faktor-faktor non-ekonomi. Maksud saya, perang dagang, perselisihan perdagangan, risiko geopolitik bisa menjadi daftar faktor potensi yang berdampak pada ekonomi global," jelas Choi.

Ia juga menambahkan, menyelesaikan perang dagang antara AS dan China tak akan mudah.

"Terkait isu tersebut, saya sedikit (merasa) negatif," sebut dia.

Satu dekade setelah krisis keuangan global, imbuh Choi, ekonomi dunia secara umum lebih aman dibandingkan sebelumnya. Selain itu, negara-negara pun lebih mempersiapkan diri dengan baik untuk menangkis krisis.

Menurut Choi, hal ini khususnya terjadi di negara-negara berkembang yang dalam satu dekade terakhir melakukan reformasi struktural. Ini dilakukan guna membuat ekonomi lebih kuat.

"Meskipun ada beberapa negara yang terpukul karena guncangan eksternal, negara-negara berkembang sangat siap dalam hal jaring pengaman (krisis keuangan)," ungkap Choi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com