"Berdasarkan pengelompokan produk pangan, kopi cap luwak termasuk dalam kategori minuman serbuk kopi gula krimer, dengan komposisi produk antara lain gula, krimer nabati, dan kopi bubuk instan," demikian keterangan BPOM dalam laman resminya, pom.go.id, Minggu (30/9/2018).
Baca selengkapnya: Kopi Cap Luwak Mudah Terbakar, Begini Penjelasan BPOM
4. Sudah Terbang, Batik Air Mendarat Lagi karena Ada Bekas Burung di Mesin
Pesawat Batik Air ID 6276 rute Jakarta-Manado kembali mendarat di Bandara Soekarno-Hatta setelah sempat lepas landas selama beberapa menit. Kembalinya pesawat tersebut ke bandara asalnya karena faktor keamanan sehingga pesawat memerlukan pengecekan lebih lanjut.
"Setelah dilakukan pengecekan secara tepat, terdapat laporan dari teknisi bahwa ditemukan ada bekas burung di bagian depan mesin pesawat, sehingga diperlukan pengerjaan sesuai aturan, yang membutuhkan waktu signifikan hingga pesawat dinyatakan laik terbang," kata Corporate Communications Strategic Batik Air Danang Mandala Prihantoro melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Minggu (30/9/2018).
Danang menjelaskan, pesawat tersebut sebelumnya sudah lepas landas dari Soekarno-Hatta menuju Bandara Sam Ratulangi di Manado pukul 18.20 WIB hari Sabtu (29/9/2018). Pesawat tersebut membawa tujuh orang kru bersama 125 penumpang.
Baca selengkapnya: Sudah Terbang, Batik Air Mendarat Lagi karena Ada Bekas Burung di Mesin
5. Saat Sri Mulyani Bicara di Depan Milenial soal Inflasi hingga Rupiah
Generasi milenial sangat melekat dengan ponsel pintar dan media sosial sehingga dengan mudah mendapat aliran informasi. Salah satunya mengenai kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Jika tak pintar-pintar menyaring, maka akan tersesat pada informasi hoaks.
Di hadapan generasi milenial tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan informasi yang kerap digoreng di media sosial mengenai inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah.
Sri Mulyani mengatakan, inflasi Indonesia saat ini masih di posisi cukup aman, yakni 3,2 persen. Menurut dia, seringkali orang mempersepsikan inflasi 3,2 persen berarti kenaikan harga hanya sekitar 3,2 persen. Inflasi dihitung dari seluruh aspek komoditas barang dan jasa yang jumlahnya ratusan.
"Jadi kalau beli nasi di warteg dari Rp 10.000 jadi Rp 12.000 diasumsikan naik 20 persen. Jadi pemerintah bohong? Ya tidak, karena yang dikonsumsi tidak cuma nasi itu, tapi banyak komoditas," ujar Sri Mulyani dalam acara Milenials Festival di Jakarta, Sabtu (29/9.2018).
Baca selengkapnya: Saat Sri Mulyani Bicara di Depan Milenial soal Inflasi hingga Rupiah