Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsorsium Ilham Habibie Siap Penuhi Kebutuhan Modal Bank Muamalat

Kompas.com - 03/10/2018, 17:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mengungkapkan, pihak konsorsium yang diprakarsai oleh Ilham Habibie siap memenuhi kebutuhan modal Bank Muamalat.

Ilham Habibie yang juga menjadi Komisaris Utama Bank Muamalat ini memimpin konsorsium investor yang terdiri dari Ilham Habibie, Keluarga Panigoro, Lynx Asia, dan SSG Capital. Guna meningkatkan struktur permodalan Bank Muamalat, pada 11 Oktober 2018 pemegang saham bakal melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).

Salah satu yang akan menjadi topik penting dalam RUPS-LB kali ini antara lain mengenai rencana hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.

“Semua anggota konsorsium termasuk saya ingin menguatkan. Skema investasi memang ada beberapa langkah, ada aset swap dan setelah itu melalui rights issue kami akan menyuntik dana,” ujar Ilham saat ditemui di Kantor Pusat Bank Muamalat di Jakarta, Rabu (3/10/2018). 

Menurut Ilham, dana rights issue yang masuk nanti akan langsung masuk ke dalam komponen tier 1 alias modal inti.

Komisaris Independen Bank Muamalat Iggi H. Achsien mengungkapkan, dalam rencana rights issue tersebut setidaknya Bank Muamalat akan mengeluarkan saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam jumlah maksimal 20 miliar saham baru. Pihaknya berharap, dari rencana aksi korporasi tersebut Bank Muamalat mampu memperoleh Rp 2 triliun sebagai dana segar untuk memperkuat modal.

"Besarannya itu ada 20 miliar saham. Jadi kalau harapan kami, paling tidak ekuivalen (setara) Rp 2 triliun. Angka Rp 2 triliun itu akan menjadi suntikan dana segar bagi Bank Muamalat," ujar Iggi.

Lebih lanjut, Iggi menambahkan skema asset swap atau biasa dikenal dengan tukar guling aset memang diakui tidak dapat digunakan sebagai upaya pembenahan bisnis Bank Muamalat. Alasannya, skema ini telah ditolak oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, pihaknya menambahkan, Bank Muamalat terus berkordinasi dengan OJK terkait hal tersebut.

Artinya, skema swap yang sempat dilakukan akan dilanjutkan lewat proses pembenahan, pengkajian dan penyempurnaan sesuai dengan arahan OJK.

Kembali menyoal rencana rights issue, Ilham Habibie menjelaskan, empat investor yang tergabung dalam konsorsium ini akan menjadi entitas tersendiri. Nantinya, konsorsium inilah yang bakal menjadi pemegang saham pengendali (PSP) dari bank syariah pertama di Indonesia tersebut.

"Berapa persisnya (kepemilikan saham) akan dilihat setelah rights issue, yang pasti konsorsium menjadi PSP yang pasti di atas 50 persen, bahkan saya berani bilang di atas 60 persen. Lihat nantinya saja," imbuhnya. 

Dengan demikian, rights issue ini bakal membuat porsi pemegang saham lama di Bank Muamalat bakal terdelusi.

Sementara itu, sebelumnya dalam pemberitaan Kontan.co.id (6/9/2018) lalu, manajemen Bank Muamalat juga berencana melakukan penerbitan sukuk atau surat berharga syariah sebesar Rp 1,5 triliun sebagai langkah memperkuat modal.

Iggi menyebut untuk saat ini pihaknya masih memprioritaskan rights issue sebagai langkah penguatan modal. Namun, konsorsium juga menyadari penguatan modal memang dapat dilakukan dengan mengkombinasi dua komponen yaitu dengan sukuk subordinasi.

Artinya, investor yang kelak menjadi pemegang saham pengendali ini memang berencana untuk melakukan penguatan modal kembali. Namun, hal tersebut akan dilakukan secara bertahap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com