Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Belum Ada Aturan Aset Negara Diasuransikan dari Risiko Bencana

Kompas.com - 10/10/2018, 18:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pentingnya pencegahan dari risiko bencana. Ini termasuk terkait perlindungan aset-aset negara dari risiko fenomena alam tersebut.

Kalla mengaku, hingga saat ini belum ada aturan terkait asuransi bencana untuk aset-aset negara. Dengan demikian, apabila ada bencana dan aset negara seperti misalnya gedung pemerintahan rusak, maka harus direkonstruksi dengan dana APBN.

"Belum ada aturan aset pemerintah diasuransikan," kata Kalla saat memberikan pidato kunci pada Dialog Tingkat Tinggi tentang Pembiayaan dan Risiko Asuransi Bencana yang merupakan bagian dari Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018).

Belajar dari bencana besar yang pernah melanda Indonesia, imbuh Kalla, seluruh rehabilitasi dan rekonstruksi dibiayai oleh APBN. Ini membuat negara cukup kesulitan lantaran besarnya dana yang harus dikeluarkan.

Oleh karena itu, ia menyatakan pemerintah mendorong adanya pengelolaan fiskal yang baik dari risiko bencana. Ini termasuk adanya skema pembiayaan dan asuransi bencana.

"Selama ini aset negara dibuat tanpa perlindungan dari risiko. Kalau rusak karena bencana, diganti dengan APBN. Akhirnya jadi beban APBN," jelas Kalla.

Menurut dia, tidak bisa terus-menerus proses rekonstruksi pascabencana hanya melibatkan APBN dan bantuan dari luar negeri. Masyarakat dan pemerintah harus memiliki kesadaran untuk mengasuransikan aset dari risiko bencana.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com