Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Peneliti IPB Beberkan Fakta Produksi Beras Lokal Surplus

Kompas.com - 11/10/2018, 11:20 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Maka dari itu, kata dia, bagi Indonesia yang berpenduduk cukup besar dengan tingkat partisipasi konsumsi beras hampir 100 persen, pemenuhan kebutuhan beras yang bergantung pada impor sangat riskan terhadap ketahanan pangan nasional.

“Tak hanya itu, pilihan memperkuat produksi dalam negeri dan mengurangi atau bahkan tidak impor akan dapat menjaga nilai tukar rupiah tidak semakin terpuruk dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” terangnya.

Karena itu, menurut Pri Menix, upaya memperkuat produksi dalam negeri dengan menerapkan inovasi teknologi berbasis pada keunggulan komparatif, sumber daya setempat, serta perbaikan efisiensi biaya produksi merupakan pilihan yang bijak.

"Lagi pula, upaya tersebut juga sebagai ujung tombak mensukseskan Nawacita Presiden Jokowi, yakni membangun negara dari pinggiran,” pungkas Pri Menix.

Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan, Ketut Kariyasa mengatakan, terkait data luas panen, pencatatannya berdasarkan laporan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) atau Mantri Tani yang tahu betul tentang jumlah luas panen riil yang ada di wilayah kerjanya. 

“PPL atau Mantri Tani pada saat melaporkan atau mencatat tidak mendapat tekanan dari siapapun untuk melaporkan lebih dari yang sebenarnya,” pintanya.

Ketut pun menegaskan dalam rangka perbaikan data pangan, Kementan menyambut dengan baik adanya metode baru perhitungan luas panen dengan Kerangka Sampel Area (KSA) yang sedang dikembangkan oleh BPS.

Lebih dari itu, Kementan bahkan berharap hasilnya secepat mungkin dirilis. 

“Namun yang perlu dicatat bahwa sekalipun dengan menggunakan metode KSA, melalui program-program terebosan yang sedang dijalankan Kementan, kami yakin produksi padi atau beras dalam negeri akan tetap lebih besar dari kebutuhannya,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com