Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut PT PII Targetkan Penjaminan Infrastruktur Capai Rp 210 Triliun

Kompas.com - 15/10/2018, 08:43 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Armand Hermawan optimistis mampu mencapai target penjaminan infrastruktur sebesar Rp 210 triliun hingga akhir 2018.

Optimisme itu muncul lantaran kini PT PII telah menjamin 16 proyek infrastruktur dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) senilai Rp 176 triliun.

"16 proyek infrastruktur itu di antaranya terdiri dari satu proyek PLTU di Batang, 10 proyek jalan tol, dua proyek air minum di Umbulan dan Bandar Lampung, serta tiga proyek satelit telekomunikasi yakni Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur," sebut Armand dalam keterangan resminya, Senin (15/10/2018).

Armand mengatakan, PT PII juga akan menjamin dua proyek infrastruktur lainnya dalam waktu dekat guna mencapai target Rp 210 triliun pada akhir tahun ini.

Baca juga: Literasi Investor Terkait Penjaminan Infrastruktur Belum Merata

Kedua proyek tersebut adalah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Semarang Barat dan jalur kereta api Makassar-Pare Pare.

Di sisi lain, PT PII juga disebut Arman siap menyelesaikan perjanjian penjaminan untuk tiga proyek infrastruktur yang mendapatkan fasilitas penyiapan proyek.

Ketiga proyek itu adalah preservasi Jalan Lintas Timur Sumatra di Sumatera Selatan dan Riau, Kereta Api Makassar-Pare Pare, dan Rumah Sakit Dharmais.

"Preservasi Jalan Lintas Timur Sumatera telah memasuki tahap prakualifikasi untuk ruas Sumsel dan tahap FBC untuk ruas Riau. Pada proyek senilai Rp 2,2 triliun ini, sebanyak 16 badan usaha telah menyampaikan minat mengikuti lelang. Sementara untuk proyek KA Makassar—Pare Pare tahapan telah sampai pada pengumuman hasil prakualifikasi," ucap Armand.

Armand berharap dengan semakin banyaknya proyek infrastruktur yang dijamin PT PII akan semakin memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat.

Menurut Armand, berdasarkan penelitian dari IIGF Institute dan Universitas Indonesia tentang Analisis Dampak Ekonomi dari Penjaminan Infrastruktur di Indonesia, terdapat tiga jenis dampak terhadap perekonomian yang ditimbulkan oleh keberadaan sebuah proyek infrastruktur.

"Dampak pertama adalah penciptaan nilai tambah, kemudian dmpak kedua adalah penciptaan pendapatan tenaga kerja, dan dampak ketiga adalah total lapangan kerja yang tercipta dari kehadiran proyek infrastruktur," terang dia.

Armand kemudian mencontohkan dampak dari salah satu proyek infrastruktur jalan tol yang dijamin PT PII, yakni Jalan Tol Pandaan-Malang.

Jalan tol tersebut, kata Armand, menciptakan nilai tambah bruto Rp 14,95 triliun (present value) yang mendorong penambahan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 4,85 triliun

Proyek lainnya yang memiliki dampak ekonomi cukup besar adalah SPAM Umbulan. Secara total, proyek penyediaan air Umbulan menciptakan nilai tambah bruto Rp 3,4 triliun dalam harga konstan 2010.

"Angka tersebut terbilang cukup besar dibandingkan dengan total input sebesar Rp 2,85 triliun. Itu artinya ada nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan proyek ini yang berdampak secara nasional terhadap perekonomian," ucap Armand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com