Di samping itu, sejumlah perwakilan perdagangan juga menginisiasi berbagai kerja sama dagang antara pelaku usaha di negara akreditasinya dengan pengusaha furnitur Indonesia. Pada TEI 2018 ada tujuh penandatanganan MoU terkait furnitur, di antaranya berasal dari Italia, Australia, Spanyol, Belgia, dan Singapura.
Enggar mengatakan, perang dagang antara AS dengan China harus dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor dan memasuki pasar baru melalui berbagai perjanjian
perdagangan. Saat ini, China masih memimpin kancah ekspor furnitur dunia dengan pangsa pasar lebih dari 30 persen dan AS lebih dari 40 persen. Sehingga sangat mungkin apabila furnitur Indonesia
turut meramaikan pangsa pasar global.
“Peluang ini harus dimanfaatkan dengan
baik dengan tetap menjunjung prinsip keterbukaan dan daya saing. Kita harus hadir dengan produk yang bernilai tambah tinggi dari bahan terbaik,” kata Enggar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.