Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Petani "Champion" Siap Amankan Pasokan Cabai Natal dan Tahun Baru

Kompas.com - 03/11/2018, 18:22 WIB
Kurniasih Budi

Editor

"Pengalaman gejolak harga cabai tahun-tahun sebelumnya cukup memberikan pelajaran kepada petani cabai tentang pentingnya membangun jaringan antar petani dan pengaturan pola tanam," ujar petani muda asal Magelang tersebut.

Menurut dia, petani yang menjadi anggota kelompok tani rata-rata sudah mampu memasok pasar secara kontinyu karena produksi antar sentra sudah diatur sedemikian rupa.

“Sehingga tidak terjadi tumplek bleg di satu waktu, tapi kosong melompong di waktu yang lain,” ujar dia.

Pernyataan senada diungkapkan Krisdianto, petani champion asal Banyuwangi yang mengaku rutin memasok cabai ke Bali dan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta setiap harinya.

Ia menjelaskan, para petani di Banyuwangi sudah menerapkan pola produksi cabai. Tata kawasan cabai juga diatur, utamanya di Kecamatan Wongsorejo dan kawasan selatan Banyuwangi.

Pasar lelang cabai di Sleman, Daerah Istimewa YogyakartaDok. Humas Kementan Pasar lelang cabai di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

"Tiap hari rata-rata 12 ton untuk cabe rawit merah dan 5 ton cabe keriting masuk Pasar Induk Kramat Jati khusus dari Banyuwangi. Untuk Natal dan Tahun Baru kami optimistis aman ujar dia.

Saat ini, harga cabe rawit merah di pasaran Rp 18.500 hingga Rp 21.000 per kilogram. Sementara, cabe merah keriting Rp 26.400 hingga Rp 30.800 per kilogram. Sedangkan, harga cabe merah besar di kisaran Rp 20.800 hingga Rp 27.000 per kilogram.

Puluhan kabupaten siap panen cabai

Sementara itu, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Prihasto Setyanto optimistis pasokan dan cabai menghadapi Natal dan Tahun Baru 2019 akan lebih terjaga.

Ia pun mengapresiasi kesiapsiagaan para petani cabai dan petugas dinas di 24 kabupaten dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru.

"Jaminan pasokan yang cukup dari 24 sentra cabai tersebut akan mampu mengamankan kebutuhan Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Cibitung, dan pasar besar di wilayah Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Nusa Tenggara," kata Prihasto.

Kebun cabai di Papua Barat.Dok Humas Kementerian Pertanian Kebun cabai di Papua Barat.

Direktur Perlindungan Hortikultura Sri Wijayanti Yusuf juga meminta para petani cabai menggunakan teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman yang ramah lingkungan.

Caranya, ia melanjutkan, menggalakkan penggunaan pestisida nabati, likat kuning, atraktan, dan tanaman pembatas seperti bunga matahari, tagetes, kenikir, dan jagung.

"Champion harus bisa menjadi pelopor penerapan budidaya ramah lingkungan. Kita harus terus berupaya agar cabai yang dihasilkan petani semakin berkualitas dan aman dikonsumsi masyarakat. Kami di Kementan siap mendampingi petani,” ujar Yanti.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com