Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Lebih Cepat Dibanding Negara Maju di 2020

Kompas.com - 05/11/2018, 21:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak ekonom dan analis memroyeksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang, termasuk Indonesia akan lebih cepat dibanding negara maju pada tahun 2020 mendatang.

Laju perekonomian AS mulai melambat lantaran beban pembayaran utang meningkat akibat kenaikan bunga yang menurunkan kapasitas belanja rumah tangga dan perusahaa.

Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat pun meyakinin, momentum tersebut dapat membuat arus modal asing akan semakin deras masuk ke emerging markets, termasuk Indonesia. 

“Perekonomian global yang lebih berimbang memungkinkan dollar AS berpotensi masuk ke siklus melemah. Diharapkan ada arus balik menuju emerging market yang sudah underperform dari negara maju cukup lama,” jelas Budi melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Seninl (5/11/2018).

Budi menjelaskan, tanda-tanda arus balik ke emerging market terlihat dari kekhawatiran pasar ketika ekonomi AS yang sudah mature. Tingkat upah masyarakat di AS sudah tinggi, sementara The Federal Reserve (The Fed) memperketat likuiditas.

Amerika juga mengalami kesulitan karena utang sudah cukup besar, sementara daya beli masyarakat tak bagus. Ini akan menyebabkan investor memilih berinvestasi di pasar negara berkembang. 

Namun, Budi mengimbau agar pemerintah terus meningkatkan daya saing Indonesia. “Kita ini kurang produktif dan kompetitif,” ujar dia. 

Hal ini terlihat dari realisasi defisit neraca dagang atau current account deficit (CAD) Indonesia yang membesar. Salah satu faktor utama disebabkan membengkaknya biaya impor minyak yang lebih besar dari produksi. Defisit neraca minyak selama periode Januari hingga September 2018 mencapai 14,6 miliar dollar AS atau melonjak 41 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Selain itu, rasio ekspor terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) turun. "Sementara, ekspor itu menghasilkan valas. Kalau rasio ekspor terhadap PDB turun, maka valas dalam negeri berkurang. Pasar sepi, sehingga mata uang cenderung melemah jika ada permintaan valas," ujar Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com