Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gali Potensi, Kementerian ESDM Minta Blok Migas Karaeng Dikaji Lebih Detil

Kompas.com - 07/11/2018, 07:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar meminta Blok Migas Karaeng di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dikaji lebih detil. Hal tersebut ia sampaikan saat meninjau lokasi yang terindikasi memiliki pontensi cadangan hidrokarbon itu.

Blok migas Karaeng sempat ditawarkan melalui mekanisme Lelang Reguler tahun 2018. Hingga waktu penawaran berakhir, belum ada investor yang melakukan penawaran terhadap blok Karaeng ini.

Saat melakukan tinjauan ke lokasi tersebut, Wamen Arcandra menyampaikan bahwa akan dilakukan penambahan data untuk blok Karaeng tersebut melalui joint study.

"Tadi juga sudah kita diskusikan, mulai minggu depan Insya Allah akan ada joint study untuk melihat lebih dalam lagi potensi yang ada," ujar Arcandra dalam keterangan tertulis, Selasa (7/11/2018)

Arcandra mengatakan, kunjungan tersebut sekaligus melihat potensi sektor Migas di Blok Karaeng.

"Dari data yang dipresentasikan cukup menjanjikan," lanjut dia.

Arcandra mengatakan, rencananya salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas yang beroperasi di wilayah Sulawesi Selatan yang akan melakukan joint study untuk lebih mendalami potensi yang ada sekaligus melakukan penambahan data.

"Kita akan melakukan penambahan data lewat joint study. Proses administrasi dan lain-lainnya mulai minggu depan. Semoga setelah joint study ada harapan benar adanya potensi dari minyak atau gas," kata Arcandra.

Di samping itu,Arcandra jiva meninjau perkembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo. PLTB Tolo yang berlokasi di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, saat ini pembangunannya telah mencapai 97 persen.

Dari 20 Wind Turbine Generator (WTG) yang direncanakan, 17 WTG telah terpasang. Control building dan service building juga telah selesai konstruksi. PLTB Tolo ditargetkan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada akhir tahun 2018 ini atau lebih cepat dari target tahun depan.

"Visi kita ke depan adalah energi terbarukan. Tidak boleh terus bergantung ke energi fosil," kata Arcandra.

Pembangunan PLTB akan memperkuat pasokan listrik nasional. Cadangan listrik dari PLTB ini ditargetkan lebih dari 30 persen. Pemerintah terus berupaya mempercepat pengembangan EBT dan mendorong industri tersebut semakin kompetitif.

Arcandra menambahkan, komitmen mereka yakni EBT berkontribusi 23 persen pada 2025. Sah satu penyumbangnya adalah PLTB Tolo ini.

"Kita juga kembangkan jenis pembangkit yang lain, seperti panas bumi, hidro, surya, biomassa, biogas. Semua potensi EBT yang ada di Indonesia kita kembangkan, sehingga kita bisa menyuplai kebutuhan energi rakyat Indonesia yang tidak tergantung kepada negara lain," kata Arcandra.

Dari segi teknis, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) PLTB Tolo mencapai sekitar 42 persen. Dengan tinggi 133 meter dan panjang baling-baling 63 meter, masing-masing turbin mampu mengalirkan listrik sebesar 3,6 Megawatt (MW), sehingga kapasitas totalnya mencapai 72 MW.

"Ini (PLTB TOLO) tinggi towernya lebih tinggi dari PLTB Sidrap. Blade juga lebih panjang dari Sidrap. Tower PLTB Tolo ini lebih tinggi dari Monas," pungkas Arcandra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com