Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Generasi Milenial Memilih Investasi Emas

Kompas.com - 23/11/2018, 15:16 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi milenial mulai sadar akan pentingnya investasi. Salah satu produk investasi yang mulai dilirik generasi milenial adalah investasi emas batangan.

Lantas, apa yang membuat generasi milenial lebih tertarik berinvestasi emas ketimbang produk investasi lainnya?

Iwan Supriyatna (30), pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta ini mengaku tertarik berinvestasi emas karena harganya stabil.

"Emas itu investasi jangka panjang, harganya naik terus sama seperti investasi tanah," ujar Iwan kepada Kompas.com, Jumat (23/11/2018).

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Dicermati Sebelum Investasi Emas

Selain itu, lanjut Iwan, alasannya memilih investasi emas karena harganya terjangkau. Dia pun mengaku telah menggeluti produk investasi itu sejak setahun belakangan.

"Investasi emas lebih terjangkau, kalau mau investasi tanah atau rumah kan butuh duit banyak, kalau ini lebih ramah kantong," kata Iwan.

Sayangnya, Iwan tak mau membeberkan keuntungan yang telah diperoleh dari investasi emas tersebut. Namun, kata Iwan, hasil investasi emas itu bisa dia gunakan untuk membangun bisnis lainnya.

"Keuntungan yang gue dapet, selain bisa jual emas, keuntungan itu bisa diputer buat bisnis empek-empek sama top up pulsa handphone dan listrik," ucap dia.

Lantaran banyak positifnya, Iwan pun mengajak para generasi milenial mulai sedini mungkin berinvestasi.

"Buat milenials yang mau terjamin hidupnya, mulai dari sekarang cicil atau beli emas. Misal beli emas sekarang 1 gram harga Rp 600.000, 5 atau 10 tahun kemudian 1 gram emas ternyata jadi Rp 1 juta, tinggal kalikan aja Rp 400.000 kali emas yang dipunya," kata Iwan.

Senada dengan Iwan, Sakinah (28) merasakan manfaatnya berinvestasi emas. Wanita yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta ini menjadikan emas sebagai tabungan hari tuanya kelak.

"Kalau gue sih milih emas karena harganya cenderung stabil, terus gue kan anaknya boros, jadi kalau investasi emas enggak gampang gue belanjain. Beda sama nabung atau reksa dana," kata Sakinah.

Sakinah mengaku awalnya berinvestasi setelah mendapat hadiah emas dari seorang kawannya. Hingga saat ini, investasi emas yang digeluti Sakinah telah berjalan selama dua tahun.

Pundi-pundi emasnya pun kian bertambah. Dia mengikuti salah satu program investasi emas yang disediakan bank swasta.

"Iya gue simpen aja, tetep jadi logam mulia. Karena kalau dilebur jadi perhiasan, nilainya setau gue bakal turun. Mulai tiga bulan lalu sih gue beli yang ukurannya gede,10 gram," ujar Sakinah.

Demi keamanan, Sakinah memutuskan menyimpan emasnya di safe deposit box bank. Menurut dia, disimpan di bank lebih aman ketimbang disimpan di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com