Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Pinjaman ke Fintech Ilegal Tak Usah Dikembalikan hingga Pay Day

Kompas.com - 27/11/2018, 05:10 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Kemenkominfo: Peminjam Tidak Usah Mengembalikan Uang ke Fintech Ilegal

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan, masyarakat yang meminjam uang melalui fintech ilegal tidak perlu mengembalikan pinjaman mereka.

Alasannya, perusahaan fintech tersebut ilegal atau tidak sah secara hukum. Dengan begitu, kegiatan maupun kesepakatan yang perusahaan itu jalankan juga ilegal.

“Jadi, peminjamnya itu pinjam aja sebanyak-banyaknya, sebab pihak pemberi pinjaman tidak resmi kok. Enggak usah dibalikin. Kan ilegal,” kata Semuel seperti dilansir Kontan.co.id, Senin (26/11/2018).

Semuel mengimbau masyarakat untuk melaporkan fintech ilegal yang mereka ketahui ataupun merugikan mereka ke pihak berwenang, seperti Kemkominfo, Otoritas Jasa Keuangan ( OJK), dan Kepolisian.

Baca selengkapnya: Kemenkominfo: Peminjam Tidak Usah Mengembalikan Uang ke Fintech Ilegal

2. Rupiah Diperkirakan Bisa Terus Menguat hingga Akhir Tahun

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan akan menguat hingga akhir tahun 2018. Pada Jumat (23/11/2018), rupiah di pasar spot menguat 0,25 persen ke level Rp 14.544 per dollar AS.

Sementara data Jakarta Interspot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan rupiah menguat 0,27 persen ke level Rp 14.552 per dollar AS. Penguatan mata uang emerging market khususnya rupiah dipicu berbagai isu global yang turut melemahkan indeks dollar Amerika Serikat (AS).

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, faktor menguatnya rupiah dan pelemahan dollar tak lain karena perekonomian Eropa membaik. Pasalnya, Pemerintah Italia yang tengah berunding mengenai anggaran tahun 2019 yang melebihi kuota akan ditelusuri Pemerintah Uni Eropa yang merevisi anggaran belanja tersebut.

Baca selengkapnya: Rupiah Diperkirakan Bisa Terus Menguat hingga Akhir Tahun

3. Trump Bikin Harga Minyak Tertekan ke Level Terendah

Harga minyak dunia turun hingga sentuh rekor harga terendah, seiring dengan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menginginan harga emas hitam itu di level rendah.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/11/2018) waktu setempat, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok 7,7 persen ke posisi 50,42 dollar AS per barrel.

Posisi ini merupakan yang terendah sejak Oktober 2017. Analis Asia Trade Trade Points Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, harga minyak semakin menurun karena Trump mendukung tindakan Arab Saudi yang belum memangkas produksi minyak.

Trump yang berharap harga minyak tetap rendah akan terus menggejot produksi dan cadangan minyak di AS sehingga oversupply minyak terjadi. Deddy mengatakan dengan harga minyak yang rendah maka Trump merasa kebijakan normalisasi suku bunga The Fed akan lebih lancar dan dapat mendukung perbaikan ekonomi di AS.

Baca selengkapnya: Trump Bikin Harga Minyak Tertekan ke Level Terendah

4. Pay Day, Go-Pay Tawarkan Cashback 50 Persen di Lebih 2.000 Outlet

Go-Pay di penghujung bulan November ini kembali menyelenggaranan program Go-Pay Pay Day yang menggandeng 36 rekan usaha dengan lebih dari 2.000 outlet. Sebelumnya, Go-Pay sudah melakukan gelaran Pay Day di bulan September dan Oktober 2018.

“Pada Go-Pay Pay Day kali ini, pengguna dapat menikmati promo cashback 50 persen di 36 rekan usaha yang mempunyai lebih dari 2.000 outlet di seluruh Indonesia, mulai dari promo di rekan usaha kuliner, non-kuliner, rekan usaha online hingga layanan Go-Jek,” ujar Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata di Jakarta, Senin (26/11/2018).

Selain itu, menurut Budi, gelaran Pay Day ini adalah sebagai upaya untuk memopulerkan gerakan cashless di Indonesia. "Go-Pay saat ini sudah dapat digunakan tidak hanya untuk membayar layanan Go-Jek tetapi juga untuk melakukan transaksi di luar layanan Go-Jek melalui pemanfaatan teknologi.

Dengan Go-Pay, pengguna kini juga bisa melakukan pembayaran di tempat di ribuan rekan usaha, sedekah secara digital hingga melakukan pembayaran di e-commerce dalam satu aplikasi,” jelas Budi.

Baca selengkapnya: Pay Day, Go-Pay Tawarkan Cashback 50 Persen di Lebih 2.000 Outlet

5. Harga Karet Jeblok, Jokowi Janji Pemerintah Beli dari Petani

Presiden Joko Widodo berjanji pemerintah akan membeli karet dari petani untuk bahan baku campuran aspal dalam proyek infrastruktur pasca-anjloknya harga karet di pasar dunia.

"Sudah sebulan ini kita kaji terus sehingga seminggu kemarin kita memutuskan untuk karet yang harganya jatuh jadi Rp 6.000 (per kg). Saya sudah perintahkan untuk Menteri PU, Pak Dirjen, petani karet di tempat lain, saya sampaikan bahwa kementerian PU akan beli langsung dari koperasi atau petani," kata Presiden Joko Widodo ( Jokowi) di Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, Minggu (25/11/2018).

Jokowi menyebutkan, Kementerian PUPR akan membeli dengan harga lebih tinggi dari pasaran yakni sekitar Rp 7.500-Rp 8.000 per kg.

Pada kesempatan itu, Jokowi sempat menerima curahan hati seorang petani karet di Palembang, Bambang Wahyudi (69) asal OKU, yang mewakili rekan-rekannya sesama petani perihal harga karet yang jatuh

Baca selengkapnya: Harga Karet Jeblok, Jokowi Janji Pemerintah Beli dari Petani
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com