Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Cara Supaya Tetap Bahagia di Tempat Kerja

Kompas.com - 04/12/2018, 10:07 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Jika Anda bekerja 40 jam dari 168 jam per minggu, maka hampir seperempat dari waktu mingguan Anda dihabiskan di tempat kerja. Sebagai pekerja, tentu saja Anda perlu memastikan bahwa waktu yang Anda habiskan terasa menyenangkan. Namun, perlu dimaklumi pula bahwa tidak semua orang senang dengan pekerjaannya.

Teem Employee Happiness Survey 2017 yang melakukan survei kepada lebih dari 1.300 pekerja AS, menunjukkan bahwa 48 persen dari pekerja tidak bahagia atau “agak bahagia” di tempat kerja. Hal ini naik 8 persen dari laporan tahun 2016.

Di antara faktor-faktor yang berkontribusi pada kebagiaan ini adalah keseimbangan kehidupan kerja yang buruk (48 persen), pekerja merasa kurang dihargai di posisi mereka (46 persen), dan kewajiban untuk menanggapi rekan kerja setiap saat, karena aplikasi komunikasi (49 persen).

“Pekerjaan dapat menjadi pemicu stres, tetapi itu tidak berarti kebahagiaan tidak dapat dicapai,” ujar salah satu pendiri Teem Zach Holmquist kepada Business Insider, Selasa (4/12/2018).

Baca juga: Dari Survei hingga Dangdut, Jokowi Paparkan Fakta Indonesia Bahagia

“Meskipun tampaknya sulit untuk dicapai, hal ini sangat penting bagi karyawan dan pengusaha. Untuk menghindari kelelahan dan akhirnya memaksimalkan kreativitas dan produktivitas mereka. Pastikan Anda benar-benar bekerja di lingkungan di mana Anda dapat berkembang," tambah dia.

Berikut 13 saran dari berbagai pakar, agar Anda bisa menjadi lebih bahagia di tempat kerja:

1. Utamakan pengembangan profesional Anda terlebih dahulu

Menjadi bahagia di tempat kerja semuanya dimulai dengan bagaimana Anda memandang pekerjaan Anda dan orang-orang yang bekerja dengan Anda secara mental.

Utamakan pengembangan profesional Anda terlebih dahulu, karena kebahagiaan di tempat kerja salah satunya adalah dengan mengetahui Anda dapat tumbuh dan belajar di perusahaan tersebut.  (Jillian Seijo, HR manager Develop Intelligence)

2. Cari tahu apa yang memotivasi Anda

Banyak individu yang tidak senang di tempat kerja karena mereka belum terbiasa karena secara fundamental belum menemukan hal yang memotivasi mereka, sehingga tidak memiliki rasa kebermaknaan dalam pekerjaan atau keterkaitan mereka dengan tim mereka.

Jadi, pikirkan secara mendalam tentang bagaimana Anda mendefinisikan kesenangan, kesuksesan, dan kepuasan, dan lihat bagaimana hal itu berkaitan dengan apa yang Anda lakukan di tempat kerja.  (Kira Nurieli, pendiri dan direktur Harmony Strategies Group)

3. Audit kebiasaan Anda dan buatlah perubahan

Selama tiga hari ke depan, tuliskan semua tugas Anda di tempat kerja, catat apakah masing-masing menguras energi atau malah dapat menyemangati Anda. Sertakan aktivitas yang disengaja dan pengalihan yang tidak disengaja.

Setelah tiga hari, tinjau kebiasaan ini. Tanyakan pada diri Anda apakah ada perubahan yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi apa yang membuat energi Anda terkuras lebih banyak dari apa yang membuat Anda bersemangat. (Sarah Greenberg, psikoterapis berlisensi dan pelatih utama BetterUp)

4. Istirahat 10 hingga 15 menit

Luangkan waktu 10-15 menit untuk diri Anda, apakah itu meditasi, berjalan-jalan, peregangan, mendengarkan musik, atau menyetel radio dan video favotir.

Membiarkan diri Anda lebih banyak waktu "me time" dapat membantu Anda merasa lebih membumi dan bersemangat tentang pekerjaan, serta lebih sedikit stres. (Penelope Brackett, manajer pengembangan praktik RiseSmart)

5. Simpan ‘file senyum’

Berhenti membandingkan diri Anda dengan orang asing di Internet. Simpan daftar prestasi, pujian, dan ucapan terima kasih dari orang-orang nyata di lingkungan pekerjaan Anda. (Lauren McGoodwin, CEO dan pendiri Career Contessa dan pembuat The Gathering Project)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com