Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pilot Nganggur, Menhub Ingin Kurangi Sekolah Penerbangan

Kompas.com - 07/12/2018, 22:00 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan jumlah sekolah penerbangan di Indonesia terus dikurangi. Menurut dia, sekolah penerbangan yang memiliki kompetensi kurang baik sebaiknya ditutup.

"Sekolah penerbangan itu harus jumlahnya dibatasi, seleksinya harus ditingkatkan," ujar Budi di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).

Budi menambahkan, dengan banyaknya sekolah penerbangan maka jumlah pilot yang lulus akan semakin banyak. Namun, saat ini lapangan kerja yang tersedia masih minim.

Karena hal tersebut lah, lanjut Budi, jumlah pilot yang menganggur cukup banyak.

"Kalau inputnya tidak baik, seleksinya tidak baik, jumlah sekolah banyak sekali, maka keluar lah jumlah pilot yang banyak sekali. Siapa saja yang daftar masuk, padahal kan harus ada kualifikasi," kata Budi.

Atas dasar itu, Budi mengaku telah menutup beberapa sekolah penerbangan yang dianggap kompetensinya masih belum baik.

"Jadi saya imbau kepada sekolah-sekolah (penerbangan) reformasi diri, yang merasa tidak mampu enggak usah bersaing. Sekarang ini (sekolah penerbangan) saya kurang-kurangin terus. Saya sudah kurangi 4 sekolah. Saya akan tugaskan Dirjen Udara untuk melihat lagi," ucap dia.

Sebelumnya, Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Capt Novyanto Widadi mengatakan, sekitar 142 pilot AB initio lulusan sekolah itu masih menganggur.

"Pilot AB initio sebenarnya kalau di kami dari 300 lulusan, tinggal 142 pilot (yang masih menganggur)," ujar Novyanto di Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Novyanto menjelaskan, sejak tiga tahun yang lalu penerimaan pilot di STPI ditutup. Penutupan itu dilakukan karena masih banyak pilot yang menganggur.

"Tahun ini kami sudah menerima buat pilot," kata Novyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com