Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mahendra K Datu
Pekerja corporate research

Pekerja corporate research. Aktivitas penelitiannya mencakup Asia Tenggara. Sejak kembali ke tanah air pada 2003 setelah 10 tahun meninggalkan Indonesia, Mahendra mulai menekuni training korporat untuk bidang Sales, Marketing, Communication, Strategic Management, Competititve Inteligent, dan Negotiation, serta Personal Development.

Futurism #3: Segala Hal tentang 4.0

Kompas.com - 17/12/2018, 10:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mungkin pengetahun kita memang akan bertambah sedikit. Barangkali dengan mengenang lagu-lagu lama yang makin jarang diputar stasiun-stasiun radio di ibukota, ingatan kita akan dibawa kembali pada kenangan indah saat mencari kekasih dulu yang tak sesulit sekarang ini.

Tapi memikirkan soal lagu-lagu seperti apa yang akan laku dan disukai pasar di masa depan jelas akan memberi keuntungan besar untuk kita karena bisa dikapitalisasi menjadi keuntungan komersial.

Setidaknya begitulah skenarionya. Good metaphor!

Futurism, dalam konteks semuanya serba 4.0, lebih menyukai petualangan-petualangan baru demi mencari ‘apa yang akan tiba di dermaga saat kapal-kapal layar tak lagi singgah’

Futurism yang ini – untuk membedakan dengan dua tulisan saya sebelumnya yang juga mengenai Futurism– memakai formula alignment dan distributed-value yang sama dalam trajektorinya. 

Baca: Futurism: Economy of Faith and Hope dan Futurism #2: Butterfly Effect

Dan dengan demikian, pola-pola perubahan masa lalu menjadi komponen penting, lepas dari apa sebutannya, yang jelas saat ini paling enak disebut 4.0 (dan saya tak terlalu terkejut bahwasannya tak ada yang terlalu peduli soal trajektori ini).

Saya beberapa kali ‘menemani’ beberapa tim yang berbeda mengembangkan kemampuan membaca pola dan probabilitas dari hal-hal yang sederhana, yang sehari-hari mereka lihat atau alami.

Misalnya, apa yang akan terjadi hari ini bila kebijakan outsourcing ditiadakan karena suatu hal. Sebagian berpikir dengan kerutan di kening, “wah berat bagi perusahaan-perusahaan yang masih belum stabil keuangannya.”

Namun sebagian lainnya berpikir sebaliknya, “Tenang saja, pasti akan lahir suatu skema baru yang lebih efisien dan fair.”

Saya sedikit lega. Setidaknya ada yang masih tertantang untuk memikirkan semua probabilitas yang mungkin terjadi di masa mendatang, atau berupaya mempengaruhi agar satu probabilitas tertentu mengarah dalam trajektori yang mereka harapkan dan tunggu untuk terjadi.

Orang-orang seperti ini, dan jumlahnya makin banyak, adalah yang tak terlalu peduli pada menghilangnya kapal-kapal layar.

Mereka sangat excited untuk melihat dalam waktu dekat tak hanya apa atau siapa yang akan tiba di dermaga itu, tapi lebih liar lagi imajinasi mereka, dermaga itu kelak akan menjadi apa?

Sambil berjalan di jembatan penyeberangan Semanggi, saya berhenti sejenak melihat ke bawah ke kerumunan penjual bubur ayam dan gorengan. Ada banyak hal yang saya pikirkan tentang mereka.

Mereka adalah risk-taker 4.0 yang sesungguhnya. Kita tak pernah tahu berapa mangkok bubur atau gorengan yang bisa mereka jual hari itu. Mereka juga tidak tahu. Tapi mereka tak pernah khawatir.

“Anything at all is possible. Some things are unlikely. Some things will never happen. But they always could, at any time.” ? Ashly Lorenzana

Hanya rumput 4.0 yang bergoyang yang tahu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com