Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Ekspor Jadi Penyebab Defisit Neraca Perdagangan Melebar

Kompas.com - 17/12/2018, 19:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Defisit neraca dagang November ini kembali melebar dari defisit di bulan sebelumnya. Oktober lalu, defisit neraca dagang sebesar 1,82 miliar dollar AS, sementara defisit neraca dagang November sebesar 2,05 miliar dollar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, melebarnya defisit neraca dagang ini lebih dikarenakan penurunan ekspor Indonesia.

Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada November sebesar 14,83 miliar dollar AS, turun 6,69 persem dibandingkan bulan lalu dan turun 3,28 persen secara year on year (yoy).

Tak hanya dilihat dari sisi nilai, kinerja ekspor ini pun harus dilihat dari sisi volume. Berdasarkan data BPS, volume ekspor di November menurun 10,48 persen dibandingkan Oktober 2018 dan meningkat 5,94 persen (yoy).

"Kita bisa melihat ini lebih dikarenakan faktor global. Ini kelihatan dampak dari tarif China sudah berdampak pada kita. Jadi saya melihat sumbernya lebih karena ekspor," tutur Lana kepada Kontan.co.id, Senin (17/12/2018).

Baca juga: Bank Dunia Sebut Indonesia Harus Genjot Investasi dan Ekspor, Mengapa?

Penurunan ekspor ini pun bisa dilihat dari penurunan ekspor ke tujuan negara, di mana ekspor ke Singapura menurun 16,75 persen secara bulanan (mom), ekspor ke China menurun 7,10 persen, ekspor ke AS menurun 5,04 persen, ekspor ke India pun menurun 14,65 persen.

Tak hanya ekspor yang menurun, kinerja impor di November menunjukkan penurunan sebesar 4,47 persen secara (mom), tetapi meningkat 11,68 persen (yoy).

Menurut Lana, impor ini pun harus dilihat dari penggunaan barangnya.

"Kalau impornya lebih besar bahan baku tidak apa-apa, karena itu produktif. Apalagi impor konsumsi turun 4,7 persen, impor bahan baku penolong turun 4,14 persen, dan impor barang modal juga turun 5,92 persen," jelas Lana.

Pertumbuhan impor secara tahunan memang meningkat. Namun, Lana memandang peningkatan impor ini masih positif.

"Ini mengindikasikan kegiatan usaha di 2018 sudah jauh lebih baik dibandingkan 2017," tambah Lana.

Baca juga: Neraca Dagang RI Jeblok, Sri Mulyani Sebut Karena Pengaruh Eksternal

Melihat perkembangan defisit neraca dagang hingga November, Lana memperkirakan neraca perdagangan di Desember mendatang masih akan mengalami defisit.

Hal ini dikarenakan kondisi global yang masih bergejolak. Namun, dia berharap defisitnya tak melebihi 2,05 miliar dollar AS. Apalagi, setelah adanya perjanjian antara China dan AS yang sepakat menunda kenaikan tarif selama 90 hari.

 

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Ekonom Samuel: Penurunan ekspor jadi faktor penyebab defisit neraca dagang melebar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com