Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos-bos Perusahaan Otomotif Protes Trump

Kompas.com - 15/01/2019, 14:51 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Reuters

DETROIT, KOMPAS.com - Petinggi perusahaan produsen mobil pada Senin (14/1/2019) berkumpul di Detroit untuk meminta pemerintahan Presiden Trump dan kongres menyelesaikan perselisihan perdagangan antaran Amerika Serikat dengan China.

Mereka juga memprotes agar kembali menjalankan pemerintahan yang terhenti akibat konflik pembangunan tembok pembatas antara AS dan Meksiko. Menurut para petinggi perusahaan otomotif itu, ketidakpastian kondisi geo-politik di Amerika Serikat telah merugikan industri otomotif.

Pejabat Kementerian Perdagangan AS pun tengah berada dalam tahap bernegosiasi dengan pemerintah China untuk menghindari penerapan tarif lebih lanjut. Sementara itu, kesepakatan perdagangan dengan Kanada dan Meksiko masih menunggu persetujuan kongres setempat.

Dikutip dari Reuters, Selasa (15/1/2019) para produsen kendaraan bermotor di AS merasa terbebani dengan harga baja dan alumunium Amerika yang terus meningkat karena penerapan tarif oleh pemerintah Trump.

Chief Executive Fiat Chrysler Automobiles Mike Manley mengatakan, meningkatnya tarif baja juga akan mengerek pengeluaran perusahaan di 2019 sekitar 300 juta dollar AS hingga 350 juta dollar AS, atau sekitar 135 dollar AS hingga 160 dollar AS per kendaraannya.

Sementara itu, Executive Vice Presiden Toyota Motor untuk wilayah penjualan Amerika Utara Bob Carter mengatakan, perusahaannya harus meningkatkan harga sebanyaktiga kali sepanjang 2018 karena tarif impor yang terus meningkat. Meskipun, 96 persen baja yang digunakan Toyota sebagian besar berasal dari Amerika Serikat.

Bob memperkirakan, tarif telah mengerek harga kendaraan rata-rata mencapai 600 dollar AS.

General Motors dan Ford pun mengaku, kondisi keuangan mereka juga terdampak adanya tarif impor baja dan alumunium yang terus meningkat.

Chief Executive GM Mary Barra sebelumnya mengatakan, perusahaan akan terus menggenjot pendapatan perusahaan meski terdapat biaya tambahan karena adanya dampak perang tarif. Untuk itu, pihaknya akan menutup lima perusahaan di kawasan Amerika Utara dan memangkas 15.000 pekerja secara keseluruhan.

Ketidakpastian yang diakibatkan upaya Presiden Trump untuk mengubah kebijakan dan iklim perdagangan di Amerika Serikat terlah memunculkan kekhawatiran di industri otomotif. Kekhawatiran tersebut pun membesar lantaran banyak analis menyerukan perlambatan permintaan kendaraan di Amerika Serikat dan Cina selama 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com