Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke AS, Mendag Minta Potongan Bea Masuk untuk Produk Indonesia

Kompas.com - 18/01/2019, 09:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita kembali melobi Amerika Serikat agar Indonesia tetap diberi fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang saat ini tengah ditinjau kembali oleh Pemerintah AS.

Dengan fasilitas ini, Indonesia mendapat potongan bea masuk produk Indonesia ke AS. Enggar menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan bilateral dengan Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Duta Besar Robert E Lighthizer di kantor USTR di Washington DC, AS.

“Pertemuan dengan USTR berlangsung konstruktif karena kedua pihak memahami bahwa program GSP bagi Indonesia sesungguhnya menguntungkan kedua negara," ujar Enggar dalam keterangan tertulis, Jumat (18/1/2019).

Enggar mengatakan, produk ekspor Indonesia yang mendapatkan fasilitas GSP tersebut merupakan barang yang dibutuhkan oleh pelaku usaha di AS dalam proses produksi mereka.

Kedua pihak pun sepakat untuk melanjutkan pembahasan mengenai peninjauan GSP ini agar dicapai hasil yang positif dan saling menguntungkan. Sementara ini, fasilitas GSP masih tetap diberikan kepada Indonesia.

“Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran di kalangan eksportir Indonesia untuk memanfaatkan fasilitas ini,” kata Enggar.

Dalam pertemuan dengan Mendag, Presiden dan CEO KADIN AS Tom Donohue menyatakan dukungan kuat terhadap keberlanjutan program GSP karena memberi manfaat nyata bagi kedua pihak.

Anggota KADIN AS juga mendapatkan informasi terbaru dari Mendag mengenai agenda perdagangan yang ditempuh Indonesia pada tahun 2018 dan 2019 untuk membawa Indonesia lebih dalam lagi ke dalam mata rantai pasok global.

Enggar mengatakan, kunjungan kerja sekaligus misi dagang ini dilakukan karena AS merupakan salah satu negara terpenting tujuan ekspor Indonesia dan sumber investasi asing saat ini.

"Melalui kunjungan kerja ini, Indonesia terus menjaga dialog terbuka untuk memperkuat kemitraan perdagangan dan investasi dengan AS,” kata Enggar.

Dalam kunjungannya, Enggar didampingi para pengusaha yang berminat mengembangkan ekspor dan impor dengan AS, serta melakukan investasi, baik di AS maupun di Indonesia.

Dalam kunjungan selama lima hari, Enggar beserta rombongan juga bertemu para pelaku usaha yang mendapat manfaat dari pemberian fasilitas GSP.

Pendekatan kepada para pengusaha atau importir AS ini dimaksudkan agar mereka menyampaikan testimoni kepada Pemerintah AS mengenai pentingnya fasilitas GSP untuk Indonesia bagi kelangsungan bisnis mereka. Keempat pelaku usaha AS tersebut adalah Royal Chain Group, Nike, Allegheny Technology Incorporated (ATI) Metals, serta Mars Inc.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com