Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditopang Teknologi Digital, Industri Hiburan Makin Meroket

Kompas.com - 31/01/2019, 18:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President of Marketing LOKET Ario Adimas mengatakan, saat ini industri hiburan tanah air tengah meroket. Produk ekonomi kreatif seperti film, festival dan konser musik, pameran seni, hingga atraksi hiburan tengah menjamur dan banyak digandrungi masyarakat, khususnya anak muda. Salah satu indikatornya yakni penjualan tiket di LOKET yang bertumbuh berlipat lipat.

"Industri hiburan memiliki potensi sebagai salah satu kekuatan bagi industri kreatif Indonesia yang di saat bersamaan juga turut berkontribusi bagi perekonomian nasional,"ujar pria yang akrab disapa Dimas itu di Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Tren kenaikan sudah terlihat pada capaian tahun lalu, di mana penjualan tiket di LOKET melonjak hingga total lebih dari 10 juta tiket.

Penjualan tiket festival musik naik hingga 500 persen, tiket kategori MICE naik 200 persen, dan tiket olahraga naik 225 persen. Sementara tiket atraksi hiburan melonjak 250 persen. Meski tak mematok angka pertumbuhan, Dimas meyakini tiket hiburan semakin banyak yang terjual di 2019.

Baca juga: Ini Strategi Kemenperin agar RI Bisa Bersaing di Era Industri 4.0

"Dengan kenaikan tahun lalu sampai 500 persen, tahun ini diprediksi makin gila," kata Dimas.

Dimas menambahkan, artis mancanegara banyak yang menyampaikan minatnya untuk tur ke Indonesia. Selain itu, ke depannya, akan semakin banyak event menggunakan inovasi teknologi seperti acara GIIAS yang memanfaatkan sistem online ticketing di lokasi acara.

VP Business Development LOKET Anvid Erdian mengatakan, melejitnya industri hiburan tak lepas dari penggunaan inovasi teknologi digital. teknologi mengubah cara masyarakat untuk menjelajah event lebih cepat dan personal.

"Kami memprediksi platform yang bisa memberikan event yang personal, sesuai keinginan konsumen, akan semakin diminati. Itu peluang cukup besar dengan banyaknya event," kata Anvid.

Selain itu, diprediksi konsep online to offline juga semakin dikenal luas. Hal ini terlihat dari proses pemesanan tiket online dan dibayarkan secara offline yang semakin populer. Misalnya untuk tiket pertandingan sepakbola, penjualannya naik 400 persen.

Data analitik juga diperlukan sebagai tolak ukur pelaku industri hiburan untuk melihat tren konsumen. Misalnya, data menunjukkan bahwa tiket paling banyak terjual pada hari Kamis untuk persiapan akhir pekan. Spesifiknya, pembelian melonjak di setelah jam makan siang. Data tersebut bisa menjadi panduan bagi marketing penjualan tiket agar lebih efisien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com