Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Studi IUCN, Pencerahan untuk Kampanye Hitam Kelapa Sawit

Kompas.com - 04/02/2019, 18:35 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - International Union for Conservation of Nature (IUCN) baru saja merampungkan studinya terkait dengan kelapa sawit. Studi itu dinilai penting bagi Indonesia.

Sebab, berbagai pihak kerap melontarkan kampanye hitam terhadap kelapa sawit. Hal ini tentu saja merugikan bagi Indonesia sebagai negara produsen kelapa sawit.

"Saya kira studi ini suatu permulaan yang bagus untuk kemudian melahirkan pemahaman yang lebih baik," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Jakarta, Senin (4/2/20190

"Terutama dari berbagai pihak yang dewasa ini ada upaya untuk melakukan kampanye-kampanye yang tidak benar atau tidak seluruhnya benar," sambungnya.

Hasil studi IUCN mengungkapkan bahwa kelapa sawit jauh lebih efisien, atau 9 kali lebih efisien dari sisi pengunaan lahan dari pada komoditas penghasil minyak nabati lainnya.

Termasuk juga menjadi komoditas yang paling banyak menghasilkan minyak nabati yang dihasilkan dari satu hektar lahan dibandingkan komoditas penghasil minyak nabati lainnya.

Hal ini penting, sebab bila kelapa sawit di larang atau boikot, maka komoditas penghasil minyak nabati lainnya akan memakan lebih banyak luas lahan.

Meski begitu, IUCN juga mengungkapan bahwa pembukaan perkebunan kepala sawit punya andil kepada kerusakan keanekaragaman hayati.

Meski begitu, kelapa sawit akan tetap dibutuhkan. Oleh karena itu perlu ada langkah segera untuk memastikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan atau sustainable.

"Studi ini tidak mengikuti irama yang sekedar mencari-cari kesalahan dari kelapa sawit tetapi berupaya menunjukkan kelebihan dab kekurangan dan apa hal-hal yang bisa ditempuh oleh berbagai negara termasuk Indonesia," kata Darmin.

Pada 2050, diperkirakan kebutuhan minyak nabati dunia mencapai 310 juta ton. Saat ini minyak kelapa sawit berkontribusi sebesar 35 persen dari total kebutuhan minyak nabati dunia, dengan konsumsi terbesar di India, China dan Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com