Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada! Profesi Ini Rentan Kena Stres Berat

Kompas.com - 11/02/2019, 09:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anda sering stres menghadapi tumpukan pekerjaan dan tekanan bos di kantor? Atau justru lingkungan sosial yang mrmbuat Anda mengalami stres berat sehingga membuat tak nyaman berinteraksi? Anda tidak sendiri.

Praktisi kesehatan mental, Jiemi Ardian mengungkapkan, siapapun sangat berpotensi mengalami kondisi tertekan, tergantung kondisi lingkungan sosial dan tingkat ketahanan stresnya.

Jiemi mengatakan, pada dasarnya, semua pekerjaan kemungkinan memunculkan kondisi stres, ringan hingga berat. Misalnya stres karena pekerjaan. Salah satunya alasannya jika pekerjaan yang dilakukan sebenarnya tidak sesuai dengan keinginannya.

"Ketika pekerjaan itu todak selaras dengan apa yang menurut dia, passion dia, akan menjadi lebih stressful," ujar Jiemi kepada Kompas.com, Sabtu (9/2/2019).

Baca juga: Daftar Pekerjaan yang Paling Cepat Berkembang di Masa Depan

Namun, ada pula pekerjaan yang didalami karena passion dan risikonya sudah bisa diterima sejak awal, namun tingkat ketahanan stresnya yang tak bisa menyeimbangi. Misalnya, profesi tentara dan polisi yang setiap hari bersentuhan dengan masalah keamanan dan kejahatan.

Pekerjaan tersebut menurut Jiemi, memiliki risiko tinggi, bisa mengancam nyawa sendiri, dan mengharuskan mereka berinteraksi dengan lawan atau orang jahat.

"Tentara, polisi, kan setiap hari berhadapan dengan kejahatan, reskrim yang setiap hari berhadapan dengan pembunuhan. Itu sangat stressful sekali," kata Jiemi.

Selain itu, petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan relawan bencana lainnya juga berpotensi kena stres berat. Mereka dituntut untuk segera mengevakuasi suatu musibah atau kecelakaan dan menemukan korban. Mereka melakukannya setiap hari hingga proses evakuasi selesai.

Tak hanya tekanan pekerjaan, namun mental mereka juga terganggu saat menemukan jenazah, juga harus berhadapan emosi kesedihan dan kemarahan.

Di samping itu, pekerjaan-pekerjaan di luar itu yang juga berpotensi mengalami stres tinggi adalah pekerja media dan kreatif.

"Kalau media, penyebab stres bukan hanya karena kapasitas pekerjaan yang diterima. Tapi lebih karena tidak ada kepastian jam kerja," kata Jiemi.

Jam kerja wartawan cenderung tidak dibatasi oleh waktu. Mereka bisa memburu berita dari pagi hingga malam. Meski beberapa media sudah menerapkan jam masuk kerja, namun seringkali mereka menembus jam kerja karena ada agenda mendadak.

Pola kerja yang tak kenal waktu itu kata Jiemi, membuat jam tidur berkurang. Hal ini juga memicu kondisi stres.

Pekerja kreatif yang dituntut menggunakan otaknya untuk bekerja juga berpotensi mengalami gangguan tidur. Terkadang ide baru muncul larut malam, saat mata hendak terpejam. Bukannya melanjutkan tidur, pekerja kreatif malah melanjutkan pekerjaan agar ide tersebut tidak menguap.

"Ini menurut saya agak sulit dibatasi kapan seseorang bisa disebut berhenti kerja kalau pekerjaannya adalah kreatifitas. Itu yang jadi pemicu stres dalam konteks ini," kata Jiemi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com