Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliki 3 Sikap Ini untuk Kemajuan Karier di Era Disrupsi

Kompas.com - 14/02/2019, 12:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi turut mengubah lanskap dunia kerja. Selain itu, perubahan juga terjadi pada demografi pekerja, yang kini telah banyak dihiasi kehadiran generasi milenial dan generasi Z.

Dikutip dari CNBC, Kamis (14/2/2019), sebuah survei yang dilakukan terhadap 11.000 orang di 9 negara Asia Pasifik menemukan bahwa ada kecemasan di antara generasi pendahulu milenial di dunia kerja. Mereka meyakini bakal terdampak tren pergeseran lanskap dunia kerja.

Hanya dua pertiga atau 41 persen pekerja berusia 50-60 tahun yang berpikir prospek karier mereka akan membaik pada tahun ini. Hanya China yang mencatat pengecualian, di mana generasi seniornya paling optimis.

Baca juga: Ingin Sukses dalam Karier, Ikuti 7 Tips Ini di Tahun 2019

Menurut Roger Pua, senior director of brand marketing and communication LinkedIn Asia Pacific, temuan tersebut merefleksikan ketidakpastian terkait dampak teknologi terhadap tenaga kerja. Namun demikian, ia menyatakan, pekerja usia berapapun bisa mempersiapkan diri untuk kemajuan karier dengan fokus pada 3 sikap yang harus dimiliki.

1. Jangan berhenti belajar

"Mempelajari keterampilan baru atau meningkatkan keahlian adalah cara yang bagus untuk menaikkan nilai yang Anda berikan kepada perusahaan atau bisnis Anda," sebut Pua.

Ia menuturkan, belajar adalah rekomendasi utama yang ia berikan kepada generasi muda yang mencari peningkatan karier. Sementara itu, generasi yang lebih senior seperti Bill Gates dan Warren Buffett tidak berhenti belajar, caranya dengan membaca banyak buku.

2. Kelola jejaring

Pua menjelaskan, meskipun mempelajari keahlian baru adalah aspek vital dalam pengembangan karier, Anda juga harus meyakinkan diri Anda bahwa Anda dikenal dan mengenal banyak orang.

Survei yang dilakukan LinkedIn pun menemukan, 85 persen responden meyakini bahwa memiliki jejaring yang tepat penting untuk peningkatan karier. Laman seperti LinkedIn bisa Anda manfaatkan untuk berhubungan dengan kolega bisnis.

3. Mudah beradaptasi

Dengan perubahan yang dinamis pada pasar tenaga kerja, imbuh Pua, maka penting untuk menyambut perubahan itu dan berjalan beriringan dengan perubahan.

"Sejalan dengan laju disrupsi yang didorong teknologi terus pesat, maka keinginan untuk merangkul perubahan adalah kunci untuk berlanjutnya kesuksesan karier dan tetap relevan," ungkap Pua.

Berdasarkan survei LinkedIn, 81 persen pekerja menyatakan terbuka dengan perubahan. Pua menyebut, salah satu langkah yang bisa Anda lakukan adalah dengan tetap menaruh minat pada industri Anda dan selalu sadar akan perubahan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com