Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Kerja di Industri Migas? Ternyata Tak Harus Lulusan Perminyakan Lho...

Kompas.com - 28/02/2019, 20:21 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkarier di industri minyak dan gas rupanya tak selalu harus berpendidikan teknik perminyakan.

Banyak posisi lain di sektor industri migas yang memerlukan latar pendidikan yang beragam.

Direktur Indonesian Petroleum Association, Tenny Wibowo mengatakan, di industri migas hanya sekitar 40 persen karyawannya yang berlatar belakang pendidikan teknik perminyakan.

"Sebetulnya di industri migas yang lulusan teknik perminyakan minorutas. Karena secara umum sekitar 20 sampai 40 persen berasal dari support," ujar Tenny dalam sebuah diskusi yang digelar Dyandra Promosindo di Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Baca juga: Hari Pertama Kerja, Lakukan 5 Hal Ini

Tenny menambahkan, di industri migas sebenarnya membutuhkan tenaga kerja yang beragam latar belakang pendidikan. Atas dasar itu, dia meminta generasi milenial yang bukan lulusan dari teknik perminyakan tak perlu berkecil hati jika ingin berkontribusi di sektor tersebut.

"Banyak sekali kesempatan SDM di industri migas. Kita membutuhkan karyawan untuk HRD, legal, dan itu banyak berlatar belakang non-teknik,”kata Tenny.

Hal tersebut pun diamini oleh Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu P. Taher. Bahkan, dia mengaku tak memiliki latar belakang pendidikan di sektor migas sewaktu pertama kali terjun ke industri ini.

"Saya saja lulusan accounting," sebut dia.

Wisnu menyebutkan, masih ada 1.000 lapangan potensi migas yang bisa dikembangkan dan membuka lapangan kerja. Saat ini juga ada tranformasi di industri migas untuk mempertahankan dan menunjang ketahanan energi nasional hingga ke depan.

Baca juga: Kemenhub Batalkan Rencana Pengaturan Jam Kerja Ojek Online

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com