Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Naikan Produksi HCV, PTBA Optimis Tingkatan Kinerja Perusahaan

Kompas.com - 25/03/2019, 11:33 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan pada 2019 akan memproduksi high calorie value (HCV) atau batu bara kalori tinggi sebesar 3,8 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari tahun lalu yang masih di bawah 1 juta ton.

“Bila di tahun lalu masih memproduksi di bawah satu juta ton, di tahun ini kami akan lebih dari 3 juta ton. Ini karena respon dari premium market untuk HCV masih sangat bagus,” ujar  Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Suherman. 

Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (25/3/2019), diterangkan bahwa Bukit Asam sendiri menyasar premium market dalam penjualan batu bara kalori tinggi ini, salah satunya adalah Jepang.

Di negeri matahari terbit itu, PBA telah cukup lama memasok batu bara kalori tinggi ke sana dan telah memiliki buyer existing di sini.

Selain Jepang, PT Bukit Asam juga menyasar premium market lainnya di beberapa negara, seperti Taiwan, Srilanka, dan Philipina.

Sementara itu, hingga kini, Bukit Asam telah memegang kontrak jual beli batu bara kalori tinggi ke pasar Srilanka, Taiwan, Filipina dan Jepang.

Untuk itu, batu bara kalori tinggi merupakan batu bara yang cukup langka dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Penambahan kapasitas angkutan

Adapun terkait peningkatan produksi batu bara kalori tinggi, hal ini salah satunya bisa terjadi karena didukung penambahan kapasitas angkutan batu bara dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati menjadi 5 juta ton pada tahun ini.

Dengan penambahan kapasitas angkutan batu bara, maka akan meningkatkan jumlah pengiriman batu bara kepada buyer.

Untuk diketahui, pada 2018 produksi batu bara kalori tinggi Bukit Asam telah mendorong kenaikan laba bersih perusahaan menjadi sebesar Rp 5,02 triliun atau 12,23 persen dari tahun 2017 Rp 4,47 triliun.

Kenaikan tersebut ternyata didorong oleh kenaikan pendapatan usaha dari penjualan ekspor dan efisiensi berkelanjutan. Pada 2018, produksi batubara mengalami kenaikan 2,12 juta ton, sedangkan penjualan ekspor batu bara Bukit Asam meningkat lebih dari 1,54 juta ton dari tahun sebelumnya.

Peningkatan tersebut merupakan upaya dari strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara Asia di tengah pembatasan impor Cina.

Tak hanya itu, keberhasilan peningkatan kinerja tahun 2018 juga didorong oleh optimasi penjualan ekspor batu bara kalori tinggi ke premium market.

Untuk tahun 2019, Bukit Asam menargetkan produksi batu bara sebesar 27,26 juta ton termasuk di dalamnya produksi batu bara berkalori tinggi.

Bukit Asam optimis dengan menaikkan produksi angkutan batu bara di tahun ini akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan pada 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com