Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Untung dari Masyarakat Penggesek

Kompas.com - 15/04/2011, 07:25 WIB

KOMPAS.com - Kartu kredit adalah bagian dari gaya hidup. Itulah jualan utama penerbit kartu kredit kepada masyarakat kelas menengah. Di mana ada aktivitas rutin yang terkait pengeluaran uang, di sanalah promo penggunaan kartu kredit bertengger.

Mulai dari program beli satu gratis satu untuk tiket menonton di bioskop, tambahan poin untuk setiap mil penerbangan menggunakan maskapai tertentu, sampai potongan belanja di toko swalayan.

Sampai tahap tertentu, bank penerbit kartu kredit bahkan menawarkan akan mewujudkan mimpi konsumennya. Bank Danamon, misalnya, menawarkan pengguna kartu kredit Manchester United berkunjung ke markas klub sepak bola terkaya di dunia itu di Old Trafford, Inggris. ”Kami menawarkan pengalaman yang tidak bisa dinilai dengan uang,” ujar Kepala Divisi Kartu Kredit Bank Danamon Dessy Masri.

Merunut sejarahnya, kehadiran kartu kredit di Indonesia dipelopori Citibank, bank asing terlama yang beroperasi di Indonesia, yaitu sejak 1989. BCA lalu menyusul menerbitkan kartu kredit untuk penggunaan internal nasabah dan Bank Duta menjadi bank lokal pertama yang bekerja sama dengan prinsipal internasional menerbitkan kartu.

Prinsipal kartu kredit yang masuk ke Indonesia adalah Visa, Master, American Express (Amex), Dinnersclub International, dan Japan Credit Bureau (JCB). Melalui jaringan prinsipal itu, kartu kredit yang dikeluarkan bank bisa dipakai sebagai alat pembayaran di hampir semua belahan dunia. Sekitar 90 persen kartu kredit yang diterbitkan bank di Indonesia bekerja sama dengan Visa dan Master Card.

Jumlah pemakai kartu kredit meningkat pesat lima tahun terakhir. Merujuk data Bank Indonesia, tahun 2007 ada 9,1 juta kartu kredit di masyarakat. Sampai Februari 2011, jumlahnya mencapai 13,8 juta buah dari 21 bank penerbit. Bank yang termasuk lima besar penerbit kartu kredit adalah BCA (2,2 juta kartu), Mandiri (2 juta kartu), BNI (1,6 juta kartu), Citibank (1,5 juta kartu), dan CIMB Niaga (1 juta kartu).

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan, tren dominasi bank asing di pasar kartu kredit mulai digeser perbankan nasional, terutama bank BUMN yang cukup ekspansif. Hal itu antara lain terlihat dari kenaikan jumlah kredit bank persero dibandingkan dengan bank asing.

Kenaikan nilai transaksinya pun luar biasa. Tahun 2010 tercatat Rp 163,2 triliun atau meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan tahun 2007 yang Rp 72,6 triliun.

Ada puluhan varian kartu kredit, tetapi basisnya tiga tipe kartu yang didasarkan pada batas penggunaan sesuai kemampuan keuangan pengguna: yaitu platinum, gold, dan silver (klasik). Platinum, kelas tertinggi, bahkan menawarkan penggunaan tanpa batas.

Ekspansif

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com