Dalam pergulatan manusia selama hidupnya, mencari pangan adalah pergulatan yang paling tua. Riwayat pencarian pangan tentu saja ada sejak manusia muncul di muka bumi ini.
Pada zaman prasejarah tidak jarang pergulatan itu menghasilkan krisis pangan karena kebutuhan pangan manusia lebih besar dari yang disediakan alam. Munculnya teknik budidaya pada masa neolitik sekitar 5.000 tahun Sebelum Masehi diduga menjadi titik di mana manusia berusaha mengatasi krisis pangan.
Semula yang ada adalah teknik pencarian pangan yang berpindah dengan cara seperti berburu, kemudian berubah menjadi pertanian yang menetap hingga muncul apa yang disebut teknik budidaya.
Teknik budidaya itu hingga sekarang terus berkembang, tetapi pada kenyataannya problem pangan juga terus bermunculan. Dalam catatan sejarah, krisis pangan juga terjadi di Yunani kemudian di Romawi. Penduduk sampai berdoa kepada dewa untuk meminta pangan.
Sejarah krisis pangan di dalam
Pada abad pertengahan di Eropa, setiap generasi selalu diserang kelaparan. Penduduk miskin dikisahkan memakan anjing, kucing, dan juga burung mati yang jatuh.
Masa itu tercatat saat terjadi krisis pangan yang akut sehingga mengakibatkan kelaparan parah. Tahun 1315 hingga 1317, Eropa mengalami kelaparan yang kemudian disebut sebagai
Kelaparan ini disebabkan oleh hujan lebat yang terus-menerus sehingga panen dan pengolahan tanah tidak mungkin dilakukan. Bila saja ada panen hasilnya sangat kecil. Keluarga petani kemudian bergantung pada stok pangan di lumbung-lumbung mereka.
Tahun 1317 kelaparan mencapai puncaknya. Hewan yang biasanya digunakan untuk mengolah tanah disembelih untuk dijadikan sebagai sumber pangan. Anak-anak muda dibuang oleh orangtuanya yang telah putus asa karena kelaparan.
Krisis pangan mulai berakhir setelah musim panas 1317. Cuaca mulai membaik sehingga tanaman bisa kembali dibudidayakan. Setidaknya 10 persen sampai 15 persen penduduk Eropa mati akibat kelaparan dan berbagai penyakit yang muncul karena gizi buruk.