Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akar Krisis Pangan Dunia

Kompas.com - 16/08/2011, 03:33 WIB

Catatan sejarah krisis pangan lainnya terjadi pada awal dekade 1930-an. Krisis pangan ini terjadi di Ukraina tahun 1932-1933 yang berakibat sekitar 7 juta warganya atau sekitar 25 persen dari populasi yang ada meninggal dunia karena kelaparan dan malnutrisi.

Dari berbagai catatan, krisis pangan dan kelaparan di Ukraina lebih tepat akibat kekejaman penguasa dibandingkan sebagai akibat bencana alam. Setelah rezim komunis berkuasa di Rusia, mereka berusaha menguasai sejumlah negara tetangga. Mereka kemudian membentuk Uni Soviet.

Pasca-kematian pemimpin Uni Soviet, Lenin, pada tahun 1924 Joseph Stalin berkuasa. Pemerintahan Stalin berusaha menekan penduduk Ukraina yang ingin memerdekakan diri.

Untuk mencapai tujuan ini, Stalin menaikkan kuota pangan dalam program pangan yang diserahkan ke negara atau kolektivisasi. Tahun 1932, pengumpulan pangan di Ukraina dinaikkan hingga 44 persen. Untuk upaya ini, Komite Sentral Partai Komunis mengerahkan sekitar 100.000 agen.

Setiap bulan, Stalin terus meningkatkan kuota di tanah yang tergolong subur itu. Sekitar 75 persen lahan yang ada telah masuk ke dalam program kolektivisasi itu. Akibatnya, pangan tidak tersedia di Ukraina. Pada sisi lain hasil kolektivisasi itu menghasilkan keuntungan yang tinggi melalui ekspor pangan asal Ukraina. Hasil dari penjualan ini digunakan Stalin untuk Rencana Modernisasi Lima Tahun. Bila dihitung, jumlah produk yang dijual itu diperkirakan bisa menghidupi Ukraina selama dua tahun.

Akibat kebijakan itu, warga Ukraina kemudian mengalami kelaparan. Kelaparan makin parah karena bantuan pangan tidak mungkin dilakukan. Tentara Rusia menjaga perbatasan Ukraina untuk menutup bantuan pangan ke wilayah itu. Pada puncak kelaparan tahun 1933, dalam sehari ada 25.000 orang tewas.

Kejadian ini selalu ditutupi oleh Pemerintah Rusia. Negara-negara Eropa barat juga tidak pernah mempertanyakan kejadian ini. Negara-negara Barat tidak mau hubungan mereka retak karena kasus ini. Mereka memilih diam demi kepentingan penjualan peralatan dan mesin karena Rusia merupakan pasar mesin bagi negara-negara di Eropa barat.

Kesembronoan Uni Soviet dan kerakusan negara-negara Eropa barat mengakibatkan kematian 25 persen warga Ukraina hingga akhir 1933. Kelaparan berakhir setelah Stalin meraih tujuannya dan memperbolehkan pangan didistribusikan ke Ukraina.

Krisis pangan berikutnya terjadi di kawasan Benggala, India, pada tahun 1943. Saat itu wilayah tersebut dikuasai Inggris. Krisis pangan yang berakibat kelaparan ini bermula dari bencana angin ribut pada tahun 1942. Banyak wilayah penghasil pangan mengalami kerusakan parah. Pada saat bersamaan terjadi Perang Dunia II yang juga membutuhkan pasokan pangan dalam jumlah besar. Akibatnya, terjadi inflasi yang tinggi.

Penguasa Inggris lebih memilih mengirim pangan asal Benggala itu ke Inggris atau kepada tentara India yang tengah bertugas di Timur Tengah meskipun pangan di Benggala sudah sangat minim. Para pedagang yang menguasai pangan ikut bermain dan malah berharap harga terus naik sehingga keuntungan banyak diperoleh. Warga Benggala makin tak bisa mendapatkan pangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com