Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin Tantang OJK Buat Perbankan Lebih Efisien

Kompas.com - 13/09/2017, 18:23 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memberikan tantangan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membuat perbankan lebih efisien.

"Jangan mereka (bank) tetap mempertahankan profit yang tinggi," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/9/2017).

Menurut Darmin, efisiensi perbankan merupakan hal yang perlu didorong termasuk oleh OJK. Sebab dengan efisiensi perbankan bisa memiliki ruang yang lebih besar untuk menurunkan suku bunga kredit.

Saat ini tutur Darmin, perbankan masih terlihat enggan menurunkan suku bunga kredit secara maksimal. Padahal Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga acuannya hingga 7 kali.

(Baca: Menko Darmin Sindir Bank, Untung Terus Tapi Tak Mau Turunkan Bunga Kredit )

 

"Yang penting adalah OJK menindaklanjuti dengan melakukan check satu persatu," kata Darmin.

Sebelumnya, Darmin mengkritik perbankan yang selalu mementingkan margin keuntungan dari pada menurunkan suku bunga kredit.

Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate sebesar 25 basis poin pada Agustus 2017 lalu.

Dengan demikian, suku bunga acuan BI saat ini sebesar 4,5 persen dari sebelumnya 4,75 persen.

(Baca: Kumpulkan BI dan OJK, Jokowi Ingin Suku Bunga Kredit Dibawah 10 Persen)

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyebut, bank sentral sudah tujuh kali menurunkan suku bunga acuan.

Secara total, penurunan suku bunga acuan sejak akhir tahun 2016 sudah mencapai 175 basis poin.

Sementara itu, merespon penurunan suku bunga acuan, suku bunga kredit sudah turun sekitar 145 persen.

Akan tetapi, respon suku bunga kredit cenderung lebih lambat, yakni hanya 70 persen dari penurunan suku bunga.

Kompas TV Bunga Acuan BI Dipertahankan di Level 4,75%
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com