Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kewirausahaan Sosial Penting untuk Kesetaraan Perempuan

Kompas.com - 27/09/2017, 13:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, ketimpangan gender masih kerap terjadi. Salah satu tantangan terbesar terkait kemiskinan dan ketimpangan di Asia adalah ketimpangan gender tersebut.

Women's Economic Empowerment and Market Systems Adviser Oxfam Jocelyn Villanueva menjelaskan, ada beberapa tantangan terbesar kemiskinan dan ketimpangan di Asia terkait ketimpangan gender.

"Salah satu laporan dari World Economic Forum tahun 2016 menyoroti ketimpangan antara kaum kaya dan miskin. 1 persen warga kaya menguasi perekonomian," kata Villanueva pada acara Social Enterprise Advocacy and Leveraging (SEAL-ASIA) di Hotel H Sovereign, Kuta, Bali, Rabu (27/9/2017).

Ia menjelaskan, krisis terkait ketimpangan semakin tidak terkendali. Oleh sebab itu, ketimpangan antara warga kaya dan miskin harus segera diturunkan dan perekonomian, imbuh Villanueva, harus berdampak bagi seluruh lapisan masyarakat.

(Baca: Pemerintah Targetkan Ketimpangan Terus Menurun)

 

Di Indonesia sendiri, tutur Villanueva, ketimpangan antara warga kaya dan miskin berkembang sangat pesat. Dalam dua dekade terakhir, ketimpangan tersebut tumbuh sangat cepat.

"4 orang terkaya di Indonesia lebih kaya dari 100 juta orang. Ini dapat mempengaruhi posisi sosial dan pertumbuhan ekonomi," ungkap Villanueva.

Selain itu, di Asia, 500 juta orang masih terperangkap dalam kemiskinan. Ketimpangan yang dialami kaum wanita pun masih terjadi, termasuk di dalamnya adalah akses ke pekerjaan yang layak dan penghasilan yang lebih rendah dibandingkan pria.

"Wanita hanya memperoleh 70 persen sampai 90 persen penghasilan yang diperoleh pria. Mereka bekerja di sektor informal tanpa akses ke beragam manfaat pekerjaan, termasuk manfaat kesehatan," tutur dia.

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk menangani permasalahan terkait kemiskinan dan ketimpangan yang dialami masyarakat miskin, khususnya wanita.

Beberapa solusi di antaranya adalah organisasi yang mendukung dan model bisnis baru yang mendukung.

Model bisnis baru tersebut salah satunya adalah dengan model bisnis inklusif, yakni wirausaha sosial. Kaum wanita, imbuh dia, dapat diikutsertakan untuk berperan di dalam wirausaha sosial.

"Agar wirausaha sosial dapat sukses, ikutsertakan wanita," jelas Villanueva.

Kewirausahaan sosial sendiri adalah upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah sosial dan pengentasan kemiskinan dengan mengintegrasikan dua misi, yakni dengan tujuan pencapaian misi sosial, pelaku kewirausahaan sosial melakukan upaya dengan menjalankan operasional bisnis.

Pendekatan ini dipandang efektif, karena masyarakat yang menjadi sasaran akan langsung terlibat secara produktif menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Kompas TV Perempuan Jadi Sopir Truk

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com