Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Pelajari Anomali Daya Beli Masyarakat

Kompas.com - 08/11/2017, 17:20 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ada anomali daya beli di masyarakat jika melihat data pertumbuhan ekonomi kuartal III dari segi konsumsi.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (6/11/2017) lalu, tampak ada perlambatan konsumsi ke level 4,93 persen ketimbang tiga bulan sebelumnya yang menyentuh level 4,95 persen.

"Mengenai konsumsi yang 4,93 persen, kami lihat secara hati-hati. Di satu sisi, inflasi sangat rendah. Ada suatu anomali dari sisi inflasi rendah, ada indikasi terhadap pertumbuhan, terutama upah di pertanian dan konstruksi yang tidak meningkat," kata Sri saat ditemui di kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (8/11/2017).

Sri menjelaskan, untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar dapat diberi bantuan dalam bentuk program tertentu yang bisa langsung dimanfaatkan oleh mereka. Langkah itu diambil dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat.

Baca juga : 3 Jagoan Keuangan Patahkan Persepsi Ritel Modern Gugur karena Anjloknya Daya Beli

Program tersebut di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH) dan program Dana Desa. Sementara bagi kelas menengah ke atas, Sri melihat ada kecenderungan mereka yang punya daya beli justru menaruh uangnya di perbankan.

"Berhubungan dengan masalah apakah mereka berubah, sisi pola konsumsinya dan pola perubahan itu belum terekam, dari seluruh konsumsi yang dicatat oleh BPS, kami ingin memahami. Karena, dari sisi itu, sepertinya bukan masalah daya beli, tetapi masalah apakah aktivitasnya belum tertangkap atau apakah mereka menahan," ucap Sri.

Sri menyebut, dirinya sempat berpikir bahwa anomali tersebut ada di kepercayaan konsumen itu sendiri. Namun dia meyakini bahwa kepercayaan konsumen sebenarnya tinggi. Sehingga Sri mengaku belum bisa memastikan penyebab sebenarnya anomali tersebut.Kompas TV Persoalan daya beli kelas menengah dan bawah melemah menjadi catatan serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com