Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas Kaji Dampak Bisnis Digital dengan Naiknya Jumah Pengangguran

Kompas.com - 13/11/2017, 19:14 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) saat ini sedang mengkaji dampak dari berkembangnya bisnis digital berupa e-commerce yang akan semakin besar di kemudian hari.

Kajian ini dilakukan dalam rangka mengetahui sekaligus mengantisipasi bila maraknya e-commerce berdampak pada ketersediaan lapangan kerja saat ini atau tidak.

"Harus antisipasi, ketika masih ada isu pengangguran jangan sampai nanti terjadi era e-commerce yang masif, di mana bukan hanya ritel, akan terjadi masalah pengangguran," kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro melalui konferensi pers di kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2017).

Bambang memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Tahun 2017, tertera tingkat pengangguran terbuka turun 0,11 poin, dari 5,61 persen pada realisasi tahun 2016 menjadi 5,50 persen pada realisasi tahun 2017.

Adapun realisasi tingkat pengangguran terbuka untuk tahun 2017 diakui Bambang belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 5,40 persen. Sehingga, isu pengangguran masih jadi fokus pemerintah untuk beberapa waktu ke depan.

Sementara itu, fenomena belanja online atau e-commerce semakin tinggi. Berdasarkan data bisnis e-commerce per Januari 2017 yang bersumber dari Idea, tertera jumlah mereka yang berbelanja secara online atau e-commerce dari 2016 hingga Januari 2017 sebesar 25 juta orang.

Kemudian, penetrasi e-commerce terhadap total populasi di Indonesia mencapai 9 persen.

Lalu total value bisnis e-commerce 5,6 miliar dolar AS dan rata-rata pendaatannya mencapai 228 dolar AS per orang.

"Selain itu, juga ada bonus demografi, banyak usia produktif yang butuh lapangan kerja," tutur Bambang.

Salah satu solusi yang bisa mencegah meningkatnya angka pengangguran akiat bisnis digital adalah memfokuskan pada pendidikan vokasi atau yang berfokus pada keahlian di bidang tertentu.

Jurusan pendidikan vokasi juga dinilai perlu diperbanyak ke sektor jasa, di mana pekerjaan yang dilakoni tidak akan bisa dilakukan oleh bisnis digital.

"Ada jenis-jenis pekerjaan seperti potong rambut, perbaikan pipa, pemeliharaan rumah, itu enggak mungkin digital. Perlu orang yang terampil, tersertifikasi dan berkualitas," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com