Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBS: Bitcoin Adalah Skema Ponzi

Kompas.com - 15/11/2017, 11:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

SINGAPURA, KOMPAS.com - Salah satu bank terbesar di Asia, DBS, memandang bahwa mata uang cryptocurrency bitcoin adalah skema penipuan keuangan.

Direktur teknologi grup DBS David Gledhill menyatakan, pihaknya menilai bitcoin adalah layaknya skema ponzi.

"Kami melihat bitcoin seperti skema ponzi," ujar Gledhill seperti dikutip dari CNBC, Rabu (15/11/2017).

Skema ponzi adalah modus investasi ilegal yang memberi keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya. Keuntungan tak diperoleh dari individu atau organisasi yang menjalankan kegiatan investasi.

Skema Ponzi biasanya membujuk investor baru dengan menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan investasi lain dalam jangka pendek dengan tingkat pengembalian yang amat tinggi.

Kelangsungan pengembalian yang tinggi itu membutuhkan aliran uang yang terus meningkat dari investor baru untuk menjaga skema ini terus berjalan.

Menurut Gledhill pada acara Singapore Fintech Festival, tansaksi bitcoin sangat mahal dan semua biayanya tersembunyi di dalam mekanisme kripto. Ia pun menegaskan DBS tidak terlibat dalam transaksi apapun terkait bitcoin.

"Kami rasa DBS saat ini tidak berada dalam permain tersebut untuk menciptakan manfaat kompetitif bagi kami," jelas Gledhill.

Saat ini, imbuh dia, DBS lebih fokus pada transaksi elektronik yang dilakukan dalam mata uang resmi yang disahkan pemerintah. Gledhill pun memprediksi nilai bitcoin akan menurun tajam.

DBS adalah bank terbesar di Asia Tenggara dan sangat meyakini kemajuan teknologi. Pada tahun 2017 ini, DBS meluncurkan sistem manajemen e-learning berbasis cloud dengan didukung kecerdasan artifisial untuk para karyawan.

Dalam beberapa pekan terakhir, nilai bitcoin sangat bergejolak. Pada akhir pekan lalum nilai bitcoin merosot ke 5.507 dollar AS atau setara sekitar Rp 74,3 juta setelah mencapai rekor tertinggi 7.879 dollar AS atau setara Rp 106,3 juta sepekan sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com