Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendanaan Lewat Pasar Modal Terus Meningkat

Kompas.com - 24/11/2017, 16:36 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, pendanaan lewat pasar modal terus meningkat hingga Oktober 2017. Ini terjadi ketika pertumbuhan kredit perbankan tidak terlalu tinggi.

Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Imansyah menyatakan, hingga Oktober 2017, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 197 triliun. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 163 triliun.

"Pembiayaan kalau dari perbankan relatif tidak terlalu tumbuh signifikan, di pasra modal terjadi lompatan yang signifikan," ungkap Imansyah dalam media briefing di Kantor OJK, Jumat (24/11/2017).

Regulator berharap penghimpunan dana melalui pasar modal dapat menyentuh Rp 200 triliun hingga akhir tahun. Adapun angka yang ada di pipeline atau dalam proses masih ada sekitar Rp 36 triliun.

Data OJK menunjukkan, selama Januari-Oktober 2017, penghimpunan dana melalui pasar modal dalam bentuk surat utang (obligasi) dan sukuk mencapai Rp 125 triliun. Angka tersebut naik menjadi Rp 145 triliun selama periode Januari-November 2017.

Sementara itu, penghimpunan dana dalam bentuk rights issue atau penerbitan saham baru mencapai Rp 64 triliun pada Januari-Oktober 2017, kemudian naik menjadi Rp 66 triliun hingga November 2017. Adapun penghimpunan dana dalam bentuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tercatat sebesar 6 triliun.Penghimpunan dana didominasi oleh emiten di sektor jasa keuangan, dengan porsi 45,21 persen.

Penggunaan dana hasil penawaran umum sebagian besar (53,04 persen) digunakan untuk modal kerja dan restrukturisasi utang (30,24 persen).

Lalu, apa sebabnya pendanaan lewat pasar modal cenderung meningkat?

Imansyah menjelaskan, pendanaan lewat perbankan cenderung diperuntukkan bagi tenor jangka pendek. Sementara, pendanaan lewat pasar modal dapat dilakukan untuk jangka panjang.

Ia memberi contoh, proyek infrastruktur membutuhkan pembiayaan jangka panjang. Tentu akan ada ketidaksesuaian (mismatch) apabila proyek ini dilakukan dengan pendanaan jangka pendek.

"Gap itu bisa ditutupi oleh pasar modal. Memang ada shifting (pergeseran) dari perbankan ke pasar modal," tutur Imansyah.

Selain itu, sejalan dengan pergerakan suku bunga yang semakin turun, pendanaan melalui pasar modal dinilai semakin murah. Bunga pun bisa dibayar semisal setiap tahun.

Namun demikian, imbuh Imansyah, kondisi ini tidak serta-merta mengganggu bisnis perbankan. Likuiditas perbankan, kata dia, tidak mengalami tekanan pula.

"Tidak terjadi tekanan di sisi likuiditas bank. Dua-duanya berkembang positif," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com