Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cukai Rokok Bisa Tambal Defisit BPJS Kesehatan?

Kompas.com - 30/11/2017, 08:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terlepas dari jeratan defisit keuangan tengah menemui jalan terjal.

Setelah skema cost sharing atau pelibatan peserta BPJS mendanai biaya perawatan untuk 8 penyakit yang butuh perawatan medis lama dan berbiaya tinggi (katastropik) menuai polemik.

Kemudian, muncul wacana penggunaan cukai rokok sebagai penambal defisit anggaran BPJS Kesehatan. Penggunaan cukai rokok ini disebut sebagai skema pajak dosa atau sin tax. 

Wakil Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, bisa saja perolehan dana dari cukai rokok menjadi penambal defisit anggaran BPJS Kesehatan.

Baca juga : BPJS Kesehatan Masih Bisa Survive, Kuncinya Optimalkan Pajak Dosa

Namun, Eko berpendapat, saat ini jangan hanya membidik cukai rokok saja, namun juga perlu menambah jumlah barang kena cukai agar perolehan dana cukai bisa semakin meningkat.

"Sebab penyakit itu bukan hanya dari rokok, jadi ekstensifikasi dulu, dapat yang lebih banyak dan variannya lebih banyak, baru kemudian dikonversi dalam anggaran itu tadi yang ditujukan untuk kesehatan," ujar Eko Listiyanto kepada Kompas.com, Kamis (30/11/2017).

Menurutnya, jika hanya terfokus pada satu titik yakni cukai rokok, akan menimbulkan masalah baru terkait industri rokok dalam negeri.

Baca juga : BPJS Kesehatan: Cost Sharing Kajian untuk Jangka Panjang

"Karena kalau enggak begitu nanti industri rokoknya udah kalang kabut, tenaga kerjanya berkurang malah berdampak lagi ke yang lain jadi harus dilihat ekstensifikasi cukai, mengalirkan alokasi anggaran yang lebih dari hasil cukai itu bagus tapi fokusnya jangan ke industri rokok saja," kata Eko.

Eko mengatakan, jika ekstensifikasi cukai berjalan, dan perlolehan barang kena cukai meningkat, maka risikonya akan terdistribusi dan tidak membebani satu industri saja dalam hal ini industri rokok.

"Sehingga nanti resiko terdistribusi dan sustainability dari BPJS Kesehatan bisa terjaga itu akan lebih elegan dibandingkan cost sharing," pungkas Eko.

Baca juga : Dirut BPJS Kesehatan: Berita 8 Penyakit Tidak Ditanggung BPJS adalah Hoaks

Kompas TV Difisit ini dikhawatirkan semakin bertambah dan membuat tunggakan di banyak rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com